29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Stabilitas Warna Saribuah Belimbing dengan Penambahan Ekstrak Kayu Secang dan Asam Sitrat<br />

S. Aminah, T. Ramdhan, M. Yanis<br />

highest value, which was 5.52 while the highest hedonic test of the taste was obtained by the juice with the<br />

addition of sappan wood 9% and citric acid 0.1%, which was 5.44.<br />

Keywords: star fruit juice, sappan wood, citric acid, color<br />

Saribuah (fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan<br />

atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (SNI 01-3719-1995).<br />

Saribuah merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang sudah disaring. Faktor yang perlu<br />

diperhatikan dalam pembuatan saribuah antara lain: buah yang digunakan harus segar, banyak<br />

tersedia, mengandung kadar air tinggi (juicy), tidak hambar, tidak rusak dan tidak busuk (Ashurst,<br />

1995).<br />

Saribuah belimbing merupakan alternative pengolahan buah belimbing agar dapat disimpan<br />

dan dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat menjadi suatu nilai tambah bagi buah belimbing.<br />

Akan tetapi dalam pembuatan saribuah sangat ditentukan oleh kondisi bahan bakunya. Pemilihan<br />

bahan baku terutama warna selalu menjadi factor pembatas karena warna buah yang pucat akan<br />

menghasilkan saribuah dengan warna kurang menarik dan tidak stabil selama penyimpanan.<br />

Kondisi demikian menyebabkan produk tersebut tidak bisa bersaing dengan produk sari buah<br />

lainnya yang diproduksi dengan industry modern. Oleh karena itu perlu perbaikan dengan<br />

penambahan ekstrak kayu secang dan asam sitrat untuk meningkatkan kualitas warna dan stabilitas<br />

warna pada sari belimbing.<br />

Ekstrak kayu secang sangat mudah diperoleh karena banyak dipasaran dan harganya murah,<br />

demikian halnya dengan asam sitrat. Penggunaannya pun relative cepat dan mudah. Disamping untuk<br />

mempertegas warna sari buah belimbing, kayu secang sekaligus berfungsi sebagai pewarna alami yang<br />

aman untuk dikonsumsi. Menurut Maturin dan Peeler (2001) bahwa hasil uji toksisitas akut (LD 50)<br />

kayu secang mempunyai indikasi keamanan yang tinggi.<br />

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu secang dan<br />

asam sitrat terhadap stabilitas warna saribuah belimbingdalam berbagai suhu penyimpanan.<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium BPTP Jakarta dan Laboratorium pengolahan IPB<br />

Bogor dari bulan Juni sampai September 2007. Bahan yang digunakan adalah buah belimbing manis<br />

yang diperoleh dari petani belimbing di Jagakarsa, kayu Secang diperoleh dari Pasar minggu, gula,<br />

asam sitrat dan air PAM. Alat-alat yang digunakan untuk membuat saribuah belimbing terdiri dari<br />

Juice Extractor, saringan 80 mesh, pisau, panci, botol plastik PET, timbangan analitik, wadah gelas<br />

dan wadah plastik.<br />

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan. Penelitian ini<br />

diawali dengan pembuatan formula saribuah belimbingdan ekstrak kayu secang. Pembuatan formula<br />

sari belimbing, yaitu: buah belimbing manis dicuci bersih dan diblancing dengan air panas 80 0 C<br />

selama 3 menit. Selanjutnya belimbing diekstrak dengan mesin extractor dan disaring. Kemudian<br />

dilakukan pengenceran dengan perbandingan filtrate:air matang (1:2). Setelah itu dilakukan<br />

pasteurisasi sampai suhu 75 0 C selama ± 15 menit dan saribuah belimbingsiap dikemas. Pembuatan<br />

ekstrak kayu secang dilakukan dengan cara kayu secang diserut, kemudian diekstrak dengan air<br />

mendidih selama ± 20 menit dengan perbandingan kayu secang:air (1:25 b/v). Selanjutnya ekstrak<br />

disaring dan siap digunakan pada sari belimbing.<br />

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama untuk menentukan konsentrasi<br />

ekstrak kayu secang dan asam sitrat yang menghasilkan warna saribuah belimbingterbaik berdasarkan<br />

uji organoleptik. Konsentrasi ekstrak kayu secang yang digunakan adalah 7%, 8%, 9% dan 10%.<br />

Konsentrasi asam sitrat adalah 0%, 0.1%, 0.25%, 0.5%, 0.75% dan 1%. Tahap kedua adalah untuk<br />

melihat stabilitas warna saribuah belimbingpada 3 (tiga) suhu penyimpanan, yaitu 5 0 , 30 0 dan 55 0 C.<br />

Pengemasan dilakukan dengan botol plastic menggunakan metode hot filling. Pengamatan dilakukan<br />

selama 27 hari dengan selang waktu pengamatan 3-4 hari. Parameter pengamatan meliputi: absorbansi<br />

dan persen retensi warna, penurunan nilai mutu (nilai k) dan uji organoleptik.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│317

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!