29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pengaruh Larutan Perendaman dan Jenis Tepung Terhadap Mutu Sale Pisang Serta Preferensi Konsumennya<br />

Wanita, Y. P. 1) dan Masniah 2)<br />

dipengaruhi oleh campuran jenis tepung yang digunakan sebagai bahan pembuskus. Penggunaan<br />

campuran jenis tepung yang tepat dapat memperbaiki testur sale yang sudah ada di masyarakat.<br />

Tepung yang dapat digunakan antara lain tapioca, tepung beras, dan tepung sagu.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh larutan bahan perendam (daun sirih,<br />

Natrium bisulfit, dan air) dan tiga jenis campuran tepung (tapioca, sagu dan beras) terhadap<br />

karasteristik fisik dan kimia sale pisang goreng; 2) mengetahui penerimaan konsumen terhadap sale<br />

pisang goreng yang dibuat menggunakan tiga jenis larutan perendam dan tiga jenis campuran tepung<br />

(tapioca, sagu, dan beras).<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Bahan Dan Alat<br />

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisang uter, air bersih, Natrium bisulfit,<br />

daun sirih, tepung beras, tepung sagu, garam, gula pasir, minyak goreng, dan bahan-bahan lain untuk<br />

analisa kimia dan fisik. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah pisau stainlessteel, baskom<br />

plastic, gelas ukur, alas perajang, tampah, sedok makan, timbangan analitik, seperangkat alat<br />

penggorengan, dan peralatan-peralatan lainnya untuk analisa fisik dankimia.<br />

Rancangan Percobaan<br />

Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua factor dan tiga<br />

ulangan. Faktor pertama adalah jenis larutan yang digunakan untuk merendam buah pisang yang telah<br />

dikupas (L1= larutan daun sirih 0,3%; L2= larutan Natrium bisulfit 0,3%; dan L0= air bersih sebagai<br />

control). Sedangkan factor kedua adalah jenis campuran tepung dengan perbandingan 1: 2 yang<br />

digunakan sebagai pembalut sale pisang (T1= tapioca: tepung sagu; T2= tepung beras: tapioca; dan<br />

T3= tepung beras: tepung sagu).<br />

Pelaksanaan Penelitian<br />

Penelitian tentang ‘pengaruh larutan perendam dan jenis tepung terhadap mutu sale pisang<br />

serta preferensi konsumennya’ dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen dan Alsintan, BPTP<br />

Yogyakarta pada bulan Februari – Juni 2011. Bahan utama berupa pisang uter matang di dapatkan dari<br />

pasar local di Kabupaten Sleman. Pembuatan sale pisang dilaksanakan berdasarkan Standar<br />

Operasional Prosedur Pengolahan Pisang dari Direktorat Pengolahan Hasil <strong>Pertanian</strong> yang telah<br />

dimodifikasi. Proses pembuatan sale pisang sebagai berikut: 1) Mencuci pisang Uter menggunakan air<br />

bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran yang melekat, 2) mengupas kulit buah pisang,<br />

hasil kupasan direndam menggunakan larutan perendam sesuai dengan perlakuan selama 10 menit, 3)<br />

Meniriskan pisang yang telah direndam menggunakan alat peniris kemudian pisang di iris membujur,<br />

dimana satu buah pisang iiris menjadi delapan potongan, 4) menjemur irisan pisang dibawah sinar<br />

matahari menggunakan tampah sampai kering. Proses penjemuran dilakukan selama 3 hari sampai<br />

irisan pisang menjadi setengah kering (setiap hari irisan pisang dibolak-balik agar proses pengeringan<br />

dapat berjalan merata). 5) meyiapkan bahan pembungkus berupa campuran tepung sesuai perlakuan<br />

serta bahan-bahan tambahan berupa: 6% telur ayam; 0,8% gula pasir; 0,3% garam halus (dimana<br />

persentase diambil dari jumlah total tepung yang digunakan), serta air dengan perbandingan 1: 1 dari<br />

jumlah tepung yang digunakan. 6) menggoreng irisan pisang kering yang telah dibalut dengan<br />

campuran tepung menggunakan minyak sayur sampai matang.<br />

Uji organoleptik<br />

Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap sale<br />

pisang goreng yang dihasilkan dengan metode kesukaan (Hedonic scale) terhadap warna, tekstur,<br />

aroma, rasa, dan kesukaans secara keseluruhan (Riesurreccion, 1998). Uji organoleptik ini dilakukan<br />

menggunakan 30 orang panelis. Skala (1-5), yaitu 1= sangat tidak suka, 2= tidak suka, 3= agak suka,<br />

4= suka, 5= sangat suka.<br />

Uji kimia<br />

Uji kimia dilakukan dalam dua tahapan. Pertama adalah analisa kimia terhadap irisan pisang<br />

kering setelah direndam 3 jenis larutan perendam, yaitu analisa kadar vitamin C menggunakan metode<br />

titrasi idiometri (Roth, 1988; Sudarmaji, -) dan kadar phenol (spectofotometer). Kedua adalah analisa<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│311

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!