29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sistem Irigasi Berbahan Gerabah pada Tanaman Jeruk (Citrus sp) di Lahan Pasiran<br />

Al Fanshuri, B dan Banaty, O. A.<br />

Sistem Irigasi Berbahan Gerabah pada Tanaman Jeruk (Citrus sp) di Lahan Pasiran<br />

Al Fanshuri, B dan Banaty, O. A.<br />

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika<br />

Jl. Raya Tlekung No.1 Junrejo, Batu, Jawa Timur, Telp (0341) 592683<br />

Email: buyung_tani@yahoo.com<br />

Abstrak. Pengembangan jeruk telah mengarah ke lahan-lahan sub optimal di sekitar pantai yang berjenis tanah<br />

pasiran. Secara fisik, tanah ini memiliki daya simpan lengas rendah, porus, kecepatan infiltrasi dan evaporasi<br />

tinggi sehingga air irigasi yang diberikan banyak yang hilang dibanding yang diserap tanaman. Sedangkan air<br />

merupakan kebutuhan mutlak bagi pertumbuhan tanaman jeruk. Oleh karena itu diperlukan sistem irigasi hemat<br />

air untuk tanaman jeruk di tanah pasiran. Sistem Irigasi berbahan gerabah termasuk ke dalam sistem irigasi<br />

bawah permukaan tanah (sub surface irrigation), yang terbagi menjadi dua yaitu kendi dan pipa gerabah. Sistem<br />

ini merupakan salah satu sistem irigasi untuk menghemat air karena secara mikro berfungsi menyimpan air dan<br />

merembeskan ke daerah perakaran. Dengan sistem irigasi berbahan gerabah, air yang diberikan lebih tepat ke<br />

daerah perakaran dan mengurangi kehilangan air akibat perkolasi dan evaporasi. Hasil-hasil penelitian<br />

menunjukkan kemampuan sistem irigasi berbahan gerabah dalam menyediakan air sesuai kebutuhan tanaman<br />

dengan laju rembesan untuk kendi 2,3 liter/m/hari dan pipa gerabah 4,66 liter/m/hari.<br />

Kata kunci : sistem irigasi, kendi, pipa gerabah, jeruk<br />

Abstract. Al Fanshuri, B dan Banaty, O. A. 2013. Irrigation Systems Made From Pottery On Citrus<br />

(Citrus sp) At Sandy Soil. Citrus development has led to sub-optimal land on the coast sandy soil type.<br />

Physically, this land has a low capacity to store moisture, porous, high-speed infiltration and evaporation, so that<br />

the water given was lost more than was absorbed by plants. Water is an absolute necessity for the growth of<br />

citrus plants. Therefore we need a water-efficient irrigation system for citrus crops in the sandy land. Irrigation<br />

system made of pottery was belonged to the sub-surface irrigation, which was divided into two : pitcher and<br />

earthenware pipe. This system was one of the irrigation systems to conserve water because it serves to store<br />

water and slowly release it to the root zone. With the irrigation system made from pottery, water given was more<br />

appropriate to root zone and reduce water loss due to percolation and evaporation. The results showed that the<br />

irrigation system made from pottery was able in providing sufficient water for plants with infiltration rate 2,3<br />

ltr/m/day for pitcher and 4,66 ltr/m/day for earthenware pipes.<br />

Keyword: irrigation system, pitcher, earthenware pipes, citrus<br />

Saat ini luas lahan jeruk di Indonesia telah mencapai sekitar 200.000 hektar dan<br />

pengembangannya di Kalimantan Barat dan Selatan, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat,<br />

Kabupaten Kulponprogo, D.I. Yogyakarta telah mengarah ke lahan-lahan suboptimal di sekitar pantai<br />

yang tanahnya bertekstur pasir. Tanah bertekstur pasir memiliki kesuburan aktual rendah, daya<br />

simpan lengasnya rendah, porus, kecepatan infiltrasi dan evaporasi tinggi sehingga pupuk<br />

konvensional yang memiliki kelarutan tinggi mudah hilang terlindi, menguap, serta hilang bersama<br />

aliran air (Havlin, Beaton, Tisdale, dan Nelson, 1999).<br />

Tanah pasiran di daerah pesisir merupakan tanah yang kandungan fraksi pasirnya dominan<br />

atau lebih besar dari 50 % fraksi total. Oleh karena itu sifat-sifat fisika dan kimia tanahnya lebih<br />

banyak didominasi oleh sifat-sifat fisika dan kimia pasir. Gustafon (1962) menyatakan bahwa secara<br />

umum tanah pasiran mempunyai tekstur kasar, agregatnya lemah sampai tidak beragregasi, bersifat<br />

porous, kapasitas penyimpanan lengasnya rendah, serta rentan terhadap erosi air dan angin.<br />

Dalam kaitannya dengan daya simpan air, tanah pasiran mempunyai daya pengikatan<br />

terhadap lengas tanah yang relatif rendah karena permukaan kontak antara permukaan tanah dengan<br />

air pada tanah yang teksturnya lebih halus dan tanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori makro<br />

(Buckman dan Brady, 1982; Islami dan Utomo, 1995). Oleh karena itu air yang jatuh di tanah pasiran<br />

akan segera mengalami perkolasi, sementara itu air kapiler akan mudah lepas karena evaporasi. Laju<br />

evaporasi ini sangat penting kaitannya dengan penghematan lengas tanah, sehingga penekanan laju<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!