SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air dengan Irigasi Tetes pada Tanaman Cabai Merah di Musim Kemarau<br />
Setiapermas, MN dan Jauhari, S<br />
Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air dengan Irigasi Tetes pada Tanaman Cabai Merah<br />
di Musim Kemarau<br />
Setiapermas, MN dan Jauhari, S<br />
Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Jawa Tengah<br />
Bukit Tegalepek Kelurahan Sidomulyo Ungaran Timur, Semarang<br />
ABSTRAK. Salah satu inovasi teknologi dalam menghadapi perubahan iklim di tingkat petani sayuran adalah<br />
memanfaatkan sumber air alternatif dengan sangat efisien seperti mengairi tanaman di sekitar perakaran dengan<br />
cara manual. Tenaga yang dikeluarkan oleh petani cukup besar karena setiap hari harus membawa air dari<br />
sumber ke lahan pertanian serta menyiramnya pada daerah perakaran. Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong><br />
bertugas mencari inovasi teknologi hemat air yang mudah diadopsi oleh petani. Tujuan pengkajian ini untuk<br />
memperoleh alternatif teknologi irigasi mikro yang dapat diterapkan oleh petani untuk mengurangi kehilangan<br />
hasil. Lokasi pengkajian di Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Metode pengkajian<br />
menggunakan program simulasi data iklim, agronomi dan tingkat kadar air tanah untuk mendapatkan waktu<br />
bero dengan menghitung persentase kehilangan lebih dari 20% kemudian dibandingkan dengan hasil panen di<br />
lapangan. Berdasarkan simulasi, waktu tanam dengan kehilangan hasil di atas 20 % terjadi pada bulan April<br />
sampai Agustus. Dengan kondisi ini inovasi irigasi tetes dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus.<br />
Persentase kehilangan hasil berdasarkan simulasi dengan waktu tanam pada bulan Juli 2008 ialah 60% (panen<br />
diperkirakan sekitar 0.2 – 0.5 kg/tanaman). Sumber air untuk irigasi tetes berasal dari mata air yang ditampung<br />
sebanyak 3000 liter untuk 1475 tanaman cabai merah selama 1.5 jam. Pengamatan pada 2006 menunjukkan<br />
produktivitas yang diairi setiap 3 hari sekali adalah 266 gr / tanaman. Produktivitas ini berada di bawah kondisi<br />
optimal. (sekitar 10 sampai 20 ton cabai / ha atau setara 0,6 sampai 1.2 kg / tanaman). Pada tahun 2008, irigasi<br />
tetes dapat meningkatkan produktivitas dari 0.266 kg / tanaman menjadi 0,37 kg / tanaman.<br />
Kata kunci: Irigasi tetes; Capsicum annum<br />
ABSTRACT. Setiapermas, MN and Jauhari, S 2013. Study of Efficiency of Water Using with Drip<br />
Irrigation on Chillies in Dry Season. One innovation of technology in addressing climate change in the level<br />
of vegetable farmers are utilizing alternative water sources to irrigate crops such as highly efficient around the<br />
roots with a manual. Energy released by the farmers is large enough for every day to bring water from the<br />
source to the agricultural land and water it in the root zone. Agriculural Institute for Assessment Technology<br />
tasked with finding innovative water-saving technology that easily adopted by farmers. The purpose of this<br />
study to obtain an alternative micro-irrigation technologies that can be applied by farmers to reduce yield loss.<br />
Site assessment in the village of Pandean, District Ngablak, Magelang regency. Assessment method using a<br />
simulation program data on climate, agronomy and soil moisture levels to get a fallow time by calculating the<br />
percentage loss of more than 20% and compared with yields in the field. Based on the simulations, the time of<br />
planting with a loss of over 20% occurred in April through August. With this innovative drip irrigation<br />
conditions conducted in April and August. The percentage of yield loss based on the simulation with the time of<br />
planting in July 2008 was 60% (estimated harvest of about 0.2 - 0.5 kg / plant). Source of water for drip<br />
irrigation comes from springs that accommodated as many as 3000 liters to 1475 of red pepper plants for 1.5<br />
hours. Observations in 2006 showed that the productivity of irrigated every 3 days is 266 gr / plant. This<br />
productivity under optimal conditions. (approximately 10 to 20 tonnes of chilli / ha or the equivalent of 0.6 to<br />
1.2 kg / plant). In 2008, drip irrigation can increase the productivity of 0266 kg / plant to 0.37 kg / plant.<br />
Key words: Drip irrigation; Capsicum annum<br />
Beberapa rencana aksi yang perlu diimplementasikan untuk memperkuat ketahanan sektor<br />
pertanian terhadap perubahan iklim antara lain adalah mensosialisasikan teknologi hemat air,<br />
memanfaatkan potensi sumber daya air alternatif dengan teknologi pompa air untuk meningkatkan<br />
intensitas pertanaman, melakukan pengelolaan air secara efisien dan adanya pengkajian terintegrasi<br />
dalam menghadapi perubahan iklim di sektor pertanian. Salah satu permasalahan dari perubahan iklim<br />
adalah permasalah keterbatasan pasokan air di beberapa sentra hortikultura. Air sebagai salah satu<br />
syarat keberhasilan peningkatan produksi pertanian perlu diperhatikan oleh pengguna teknologi. Di<br />
lahan kering dataran tinggi di mana produksi sayuran sebagai komoditas utama pertanian, sumber air<br />
yang biasa dipakai adalah mata air pegunungan yang ditampung dalam kolam-kolam permanen atau<br />
140│<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012