29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Residu Pestisida Organoklorin pada Sayuran, Tanah, dan Air di Tawangmangu Kab. Karanganyar<br />

Anshori, A 1) , Srihartanto, E 1) dan Hindarwati, Y 2)<br />

BAHAN DAN METODE<br />

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Sayuran<br />

Lembang pada bulan Januari 2012, dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak<br />

(RKLT) dengan menggunakan empat varietas cabai yang berbeda, dua varietas cabai keriting (A, B)<br />

dan dua varietas cabai besar (C,D) digunakan sebagai perlakuan dan diulang sebanyak sepuluh kali.<br />

Prosedur pengujian buah cabai adalah sebagai berikut:<br />

1. Buah cabai dibersihkan dengan menggunakan kertas tissue<br />

2. Box tempat penyimpanan pengujian dibersihkan dan di streril dengan alkohol<br />

70 %.<br />

3. Masukan air aquadest steril ke dalam box ± 20 ml (di bawah saringan)<br />

4. Cabai disusun ke dalam box di atas saringan (tiap box sebanyak 10 buah cabai)<br />

5. Tiap cabai diinokulasi spora Colletotrichum sp. sebanyak 1 mµ tiap titik, dengan konsentrasi<br />

spora 510 -5 sel spora/ml.<br />

6. Box ditutup dan diberi label kemudian disimpan di suhu ruang.<br />

Pengamatan dilakukan dari satu hari setelah inokulasi (HSI) sampai enam HSI. Pengamatan<br />

Luas serangan penyakit antraknosa dihitung berdasarkan luas serangan pada masing masing<br />

perlakuan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:<br />

L= π x r 2<br />

Keterangan :<br />

L = Luas serangan,<br />

π = konstanta (3,14),<br />

r = jari-jari<br />

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, bila berbeda nyata diuji lanjut BNJ pada taraf<br />

nyata 5%.<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Luas serangan pada keempat varietas yang diuji menunjukkan luasan yang berbeda, Pada<br />

Gambar 1 varietas D menunjukkan luas yang tertinggi disusul kemudian oleh varietas C, A dan<br />

varietas B dengan luas serangan yang paling kecil. Luas serangan pada masing-masing varietas yang<br />

diuji terlihat berbeda hal ini dipengaruhi oleh ketahanan pada masing-masing varietas itu sendiri dan<br />

Varietas B mempunyai sifat agak tahan antraknosa (Piay, dkk 2010).<br />

A dan B adalah varietas cabai dengan jenis cabai keriting sedangkan C dan D berjenis cabai<br />

besar. Pada Gambar 1 terlihat dengan jelas perkembangan serangan antraknosa pada jenis cabai besar<br />

lebih tinggi dibandingkan cabai keriting bahkan luas serangan pada cabai besar dapat mencapai dua<br />

sampai tiga kali lipat luas serangan cabai keriting.<br />

Gambar 1. Perkembangan Luas Serangan Antraknosa Pada Masing-Masing Perlakuan<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│223

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!