SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Perbaikan Teknik Pengiriman Bunga Krisan untuk Pemasaran Antar Kota<br />
Prabawati, S 1) , Kurniawan, F 2) dan Suyanti 2)<br />
Penerapan teknologi pascapanen untuk pengiriman bunga potong krisan<br />
a. Bunga krisan standar Yellow Fiji grade A dan B, tiap kuntum dibungkus dengan menggunakan<br />
kertas putih, kemudian setiap 10 tangkai bunga diikat dan dibungkus menggunakan kertas koran<br />
polos yang telah dicap dengan identitas Gapoktan. Bunga krisan spray Reagent grade A dan B,<br />
setiap 10 tangkai bunga diikat dan dibungkus menggunakan kertas koran polos yang telah dicap<br />
dengan identitas Gapoktan. Selanjutnya, seluruh ujung tangkai bunga krisan direndam dalam<br />
larutan pulsing dengan komposisi perak nitrat + asam sitrat (Kurniawan et al. 2012). Tiap<br />
bundel/ikat bunga dibungkus kertas, dikemas menggunakan karton boks berkorugasi ganda ukuran<br />
88 x 40 x 40 cm, berventilasi pada ke dua ujung karton, (Murtiningsih et al. 2002), isi 30 ikat,<br />
kemudian dikirim ke Surabaya menggunakan jasa kargo tanpa pendingin.<br />
b. Sebagai pembanding, bunga krisan yang sama tanpa pulsing, dengan cara penanganan yang biasa<br />
dilakukan oleh petani/pedagang. Tiap bundel/ikat bunga dibungkus kertas, dikemas menggunakan<br />
karton boks berkorugasi ganda ukuran 88 x 40 x 40 cm, berventilasi pada ke dua ujung karton, isi<br />
30 ikat, kemudian secara bersama dikirim ke Surabaya.<br />
c. Setelah sampai di Surabaya, bunga kemudian dikeluarkan dari kotak karton. Pengamatan<br />
kerusakan bunga setelah pengangkutan meliputi: kerusakan daun, penguningan daun, kerusakan<br />
tangkai bunga, dan kerusakan bunga. Untuk pengamatan masa kesegaran/umur pemajangan:<br />
tangkai bunga dipotong serong, kemudian dilakukan holding dengan merendam ujung tangkai<br />
bunga dalam ember berisi air. Bunga diletakkan dalam ruang pengamatan temperatur kamar dan<br />
dilakukan pengamatan selama 8 hari (batas paling lama masa peragaan krisan) meliputi kesegaran<br />
bunga, diameter bunga (krisan standar), penguningan daun untuk menentukan umur pemajangan<br />
serta jumlah penyerapan air. Air yang digunakan untuk holding adalah air sumur, dengan pH<br />
netral.<br />
d. Penentuan kelayakan jual bunga setelah pengiriman, dilakukan dengan menyerahkan satu kemasan<br />
bunga krisan standar dan satu kemasan bunga krisan spray kepada floris, perangkai bunga dan<br />
pedagang pasar Kayon Surabaya untuk menilai mutu kesegarannya dan menggunakan bunga<br />
tersebut sesuai peruntukannya. Penilaian para responden disampaikan dengan pengisian kuisioner.<br />
Untuk perlakuan (a) dan (b) dan (c) masing-masing tiga ulangan, menggunakan bunga krisan<br />
potong hasil petani dari Gapoktan Seruni Citra Resmi, Kabupaten Cianjur, merupakan salah satu<br />
Gapoktan yang telah menerapkan GAP/SOP untuk produksi bunga krisan.<br />
Bahan pembantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah perak nitrat dan asam sitrat.<br />
Bahan pembantu meliputi kotak karton berkorugasi ganda, kertas pembungkus, karet gelang, plastik<br />
PE, ember plastik, kantong plastik, lakban. Alat yang akan digunakan pada penelitian adalah ruang<br />
pemajangan yang bersih, termometer, gunting/pisau, pH meter dan pipet ukur dan peralatan lainnya.<br />
HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
Observasi Penanganan Pascapanen Bunga Krisan oleh Kelompok Petani<br />
Petani yang bergabung dalam Gapoktan Seruni Citra Resmi menghasilkan bunga krisan potong<br />
dengan kualitas cukup baik karena sudah mulai mengenal cara budidaya yang baik (SOP/GAP, standar<br />
operasional prosedur/good agricultural practices). Jenis bunga yang ditanam adalah White Fiji,<br />
Yellow Fiji, Snowdown, Salju, (tipe standar) dan Yellow Puma, White Puma, Town Talk, Regent,<br />
Storika, Dewi Ratih, dan Puspita Nusantara (tipe spray).<br />
Bunga krisan potong produksi kelompok tani ini sebagian besar (40%) penjualan ke pasar bunga<br />
Rawabelong Jakarta, 15% penjualan ke Semarang, Yogyakarta, Tegal, dan Surabaya, sebanyak 20%<br />
pemasaran lokal di Cianjur dan Bogor serta 20% pemasaran melalui eksportir. Cara pemasaran yang<br />
dilakukan ialah 50% penjualan di kebun, 20% penjualan sesuai pesanan, 20% pengiriman langsung<br />
kepada pemesan, dan 10% melalui pengiriman paket.<br />
Pada tahun 2010 jumlah bunga krisan yang telah dipasarkan ke Cianjur, Bandung, Bogor,<br />
Surabaya, Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Rawabelong dari Januari hingga September 2010<br />
368│<br />
Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />
dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />
Lembang, 5 Juli 2012