29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keragaan Teknologi Jeruk Siam di Tingkat Petani Papua (Kasus Kabupaten Nabire)<br />

Malik, A<br />

Untuk pengembangan jeruk siam dimasa yang datang, perlu dilihat kondisi eksitingnya. Berdasarkan<br />

permasalahan di atas, perlu dilakukan identifikasi permasalahan jeruk siam ini, sehingga dapat diambil<br />

langkah-lagkah perbaikan perjerukan dimasa datang, terutama di kawasan pengembangan di Provinsi<br />

Papua. Kajian bertujuan untuk melihat keragaan teknologi jeruk siam, khususnya di Kabupaten<br />

Nabire. Hasil kajian ini diharapkan menjadi kebijakan oleh pemangku kepentingan untuk<br />

pengembangan jeruk siam yang sudah beradaptasi baik di masa yang akan datang..<br />

METODOLOGI<br />

Kajian ini merupakan bagian dari kegiatan kajian pengembangan penerapan pengelolaan terpadu<br />

kebun jeruk siam untuk meningkatkan produktivitas > 10 ton/ha Di Papua dengan sumber dana dari<br />

Merinstek (PIPKPP) TA 2011. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk focus grup discussion (FGD)<br />

untuk melihat keragaan teknologi jeruk siam ditingkat petani. Kegiatan dilaksanakan bulan Maret<br />

2011. Kegiatan dilaksanakan pada kelompok tani jeruk siam Sidodadi dengan jumlah anggota 23<br />

orang di kampung Wadio Distrik Nabire Barat. Ditentukannya lokasi ini dengan alasan merupakan<br />

areal terluas dalam pertanaman jeruk siam di kabupaten Nabire. Data yang terkumpul dianalisis secara<br />

deskriptif.<br />

HASIL DAN PEMAHASAN<br />

1. Keadaan umum daerah penelitian<br />

Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua dengan luas wilayah<br />

16.312 Km 2 . Kabupaten Nabire terletak 134 0 35 ’ -136 0 33’ Lintang Selatan dan 2 0 25’-4 0 10’ Bujur<br />

Timur. Kabupaten Nabire sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Yapen dan Kabupaten Waropen,<br />

sebelah Selatan berbatas dengan kabupaten Kaimana (Provinsi Papua Barat) dan Kabupaten Mimika,<br />

Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Paniai dan Kabupaten Waropen, sebelah Barat berbatas<br />

dengan Kabupaten Teluk Wandama dan Kabupaten Kaimana (Provinsi Papua Barat).<br />

Kabupaten Nabire berada pada ketinggi 14 meter dpl dengan rata-rata curah hujan 3.890<br />

mm/tahun atau 324 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 21,33. Suhu 23,7-31,8 0 C, kelembaban udara<br />

rata-rata 83,03% dengan rata-rata penyinaran 58,33% (BPS Nabire, 2010). Berdasarkan keunggulan<br />

akroklimat di atas sangat sesuai dalam pengembangan jeruk. Dosamping itu BPTP Papua (2005)<br />

sudah melakukan pewilayahan komoditas pertanian di kabupaten Nabire. Dari hasil pewilayahan<br />

berdasarkan agroecosystem (AEZ) tersebut terdapat 205.615 ha lahan potensial untuk pengembangan<br />

buah-buahan termasuk komoditas jeruk.<br />

Kabupaten Nabire terdiri dari 17 Distrik/Kecamatan dengan jumlah penduduk Kabupaten<br />

Nabire 173.793 jiwa atau 10,65% dari jumlah penduduk Provinsi Papua, jumlah penduduk laki-laki<br />

86.855 jiwa dan perempuan 86.938 jiwa. Dalam program pembangunan secara umum, kabupaten<br />

Nabire mempuyai motto “awetakoo makodo enauto naggo ma andaini titou yogoko” yang artinya hari<br />

esok lebih baik dari hari ini.<br />

2. Umur dan pendidikan petani jeruk siam<br />

Petani jeruk siam yang ada di Kabupaten Nabire umumnya didominasi oleh transmigran yang<br />

berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Umur dapat digunakan untuk mengidentifikasi seberapa<br />

lama seseorang telah menekuni pekerjaan di bidang pertanian dengan asumsi bahwa ketika memasuki<br />

umur produktif petani pada suatu wilayah mulai memenuhi pekerjaannya. Umur diindentikan dengan<br />

kekuatan fisik seseorang untuk melakukan aktivitas pekerjaan, terutama pada usahatani jeruk siam.<br />

Umur petani jeruk siam berada pada kisaran 32-53 tahun dengan rata-rata 41,4 tahun. Umur ini<br />

merupakan usia produktif sehingga akan berdampak kepada peningkatan produktivitas jeruk siam.<br />

Tingkat pendidikan mengambarkan tingkat pengatahuan, wawasan, dan pandangan seseorang<br />

yang dalam bidang pertanian diartikan sebagai cara seseorang merespon suatu teknologi. Pada<br />

umumnya petani jeruk siam memiliki tingkat pendidikan setara Sekolah Dasar sampai SLTA dan tidak<br />

didapatkan petani jeruk siam yang tamat perguruan tinggi. Sedangkan informasi teknologi peningkatan<br />

produktivitas jeruk siam, petani mendapatkan dari penyuluh dan media elekronika serta dari orangtua<br />

mereka.<br />

386│<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!