29.01.2015 Views

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SEMNAS Hortikultura Buku 2 - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Respon Petani dalam Pemanfaatan Air pada Usahatani Sayuran Pada Musim Kemarau di Magelang<br />

Setiapermas, M. N, Basuki, S dan Cempaka, I. G.<br />

Wortel Sledri Sawi Putih<br />

******* ******** **********<br />

Pada Tabel 1 juga nampak bahwa pada pola tanam yang berlangsung setahun penuh tersebut<br />

terdapat perlakuan penyiraman yang biasanya terjadi pada bulan Juli sampai dengan Oktober.<br />

Kegiatan penyiraman menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan petani sangat intensif. Hal<br />

tersebut juga terlihat dari penggunaan varietas – varietas unggul yang dipilih selalu mengacu<br />

permintaan konsumen. Petani menaruh harapan besar pada penanaman musim kemarau ini karena<br />

biasanya harga jual produksinya tinggi, namun akibat keterbatasan dalam hal penyiraman ini<br />

produktivitas tanaman pada musim kemarau yang dicapai belum optimal.<br />

Salah satu inovasi teknologi hemat air adalah dengan menggunakan irigasi tetes, yang<br />

bertujuan untuk a) Menambah tingkat kelembaban atau kandungan air tanah di daerah perakaran<br />

tanaman. Jumlah air yang ditambahkan harus dapat mengganti air yang hilang akibat penguapan dan<br />

transpirasi. Keseimbangan antara air yang hilang dengan yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan<br />

oleh tanaman harus dipertahankan agar tanaman tidak kelebihan dan atau kekurangan air, b)<br />

Memberikan air dalam jumlah dan waktu yang tepat ke daerah perakaran, sesuai dengan kebutuhan<br />

tanaman pada setiap fase pertumbuhannya, di mana fase-fase pertumbuhan tanaman memerlukan air<br />

dalam jumlah yang berbeda-beda. Kelebihan atau kekurangan air pada fase-fase tersebut akan<br />

mempengaruhi pertumbuhan dan berpengaruh pula terhadap produksi dan mutu hasil panen, c)<br />

Memberikan air pada tanaman secara tepat jumlah dan waktu sehingga dapat dimanfaatkan oleh<br />

tanaman secara optimal dan air tidak banyak terbuang. Dengan demikian diharapkan tanaman dapat<br />

tumbuh dengan baik dan produksinya akan lebih tinggi pula, d) Memberikan pupuk lewat air irigasi<br />

bersamaan dengan penyiraman, hal ini dapat menghemat tenaga kerja yang dipakai untuk pemupukan<br />

(Anonim. 2008).<br />

Gambar 2. Pemasangan jaringan irigasi tetes dengan slang hitam maupun slang akuarium di Dusun<br />

Dalangan, Desa Pandean Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang<br />

Dari introduksi jaringan irigasi tetes pada pertanaman cabai merah, pertanaman mulai<br />

memasuki fase reproduksi awal bulan November. Menurut FAO (1979) hasil maksimum tanaman<br />

cabai merah pada kondisi biasa adalah 10 sampai 20 ton/ha atau setara dengan 0.6 sampai dengan 1.2<br />

kg /tanaman. Hasil pengamatan tahun 2006 di lapangan menunjukkan bahwa tanaman yang disiram<br />

manual setiap hari dan tiga hari produksinya dibawah kondisi optimal yaitu 266 gr / tanaman (0.266<br />

kg / tanaman). Kehilangan hasil dengan adanya penyiraman setiap hari masih 55 %, dengan<br />

penyiraman tiga hari sekali yaitu sebesar 65 %. Dari hasil pengamatan di lapang ditunjukkan bahwa<br />

dengan penyiraman saja belum dapat menaikan produksi masih ada modifikasi iklim mikro lain yaitu<br />

pemakaian mulsa plastik dan penambahan volume air. Pada tahun 2008 dengan menggunakan<br />

jaringan irigasi tetes ada sedikit kenaikan dari 0.266 kg /tanaman menjadi 0.37 kg /tanaman. Sehingga<br />

bila dibandingkan dengan pendugaan FAO, kehingan hasil cabai dengan irigasi tetes ini adalah 38 %,<br />

jadi produksi masih rendah. Hal tersebut karena diharapkan kehilangan hasil cabai merah dengan<br />

introduksi irigasi tetes kehilangan hasil di bawah 20 %.<br />

Prosiding SeminarNasional Pekan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong> Nasional: Penerapan Inovasi Teknologi <strong>Hortikultura</strong><br />

dalam Mendukung Pembangunan <strong>Hortikultura</strong> yang Berdaya Saing dan Berbasis Sumberdaya Genetik Lokal,<br />

Lembang, 5 Juli 2012<br />

│401

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!