14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

masuk Dewan Penasihat (Sanyo Kaigi) 79 <strong>dan</strong> Ba<strong>dan</strong> Penyelidik<br />

Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai<br />

[BPUPKI]). 80<br />

Dalam kedua ba<strong>dan</strong> tersebutlah, Dewan Penasihat <strong>dan</strong><br />

BPUPKI, kedua kelompok di atas memperbarui kembali berbagai<br />

perseteruan pan<strong>dan</strong>gan mereka. Sejauh pan<strong>dan</strong>gan mereka<br />

mengenai corak hubungan antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara diperhatikan,<br />

maka tampak jelas bahwa mereka mengikuti model penalaran<br />

yang sama sebagaimana yang sudah diartikulasikan satu dekade<br />

sebelumnya. Kelompok <strong>Islam</strong>, yang saat itu dipimpin Ki Bagus<br />

Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso <strong>dan</strong><br />

A. Wahid Hasjim, pada pokoknya berpan<strong>dan</strong>gan bahwa, karena<br />

posisi <strong>Islam</strong> di Indonesia yang begitu mengakar, maka negara harus<br />

didasarkan kepada <strong>Islam</strong>. Pada sisi lainnya, kelompok nasionalis,<br />

dipelopori Soekarno, Hatta <strong>dan</strong> Supomo, membela pan<strong>dan</strong>gan<br />

bahwa, dalam rangka menyelamatkan kesatuan bangsa, watak<br />

negara harus di-"dekonfessionalisasi” (meskipun sama sekali tidak<br />

berarti tidak religius).<br />

79 Berfungsi sebagai “Kabinet Embrio”, anggota-anggotanya mencakup Abikusno<br />

Tjokrosujoso, Buntaran Martoatmodjo, Ki Hadjar Dewantara, M. Hatta, Rasjid,<br />

Samsi, R.M. Sartono, Singgih, Soekardjo, Soewandi, Supomo, <strong>dan</strong> Woerjaningrat.<br />

Mereka bertanggungjawab untuk mempersiapkan jawaban-jawaban atas pertanyaanpertanyaan<br />

yang diajukan pemerintah kolonial Jepang mengenai berbagai masalah<br />

yang berkaitan dengan soal-soal keislaman. Menurut Lev, sebagian besar mereka berasal<br />

dari kelompok nasionalis. Lihat karyanya, <strong>Islam</strong>ic Courts in Indonesia, h. 35.<br />

80 Hingga Mei 1945, komite ini terdiri dari 62 anggota. Dari jumlah itu, paling<br />

hanya 11 orang yang tampaknya mewakili kelompok <strong>Islam</strong>. Mereka mencakup Ki<br />

Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, K.H. Abdul Halim,<br />

K.H. Masjkur, H. Ahmad Sanusi, K.H. Mas Mansjur, Abikusno Tjokrosujoso, Dr.<br />

Sukiman, K.H. A. Wachid Hasjim, <strong>dan</strong> A. Baswe<strong>dan</strong>. Untuk daftar yang lebih lengkap,<br />

lihat Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Dasar 1945, Jilid<br />

I <strong>dan</strong> II, Jakarta: Yayasan Prapanca, 1959, h. 60.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!