14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Kelompok fundamentalis mendukung jenis penafsiran atas <strong>Islam</strong> yang<br />

kaku <strong>dan</strong> murni, menentang pemikiran sekular, pengaruh Barat <strong>dan</strong><br />

sinkretisme kepercayaan tradisional, <strong>dan</strong> menekankan keutamaan agama<br />

atas politik. Secara teoretis, kelompok reformis juga menekankan<br />

keutamaan agama atas politik, tetapi mereka jauh lebih mau bekerjasama<br />

dengan kelompok-kelompok sekular atas landasan yang samasama<br />

disepakati dibandingkan dengan kelompok fundamentalis. Mereka<br />

juga amat peduli dengan usaha menjadikan keyakinan agama relevan<br />

dengan era modern. Kelompok akomodasionis memberi penghargaan<br />

tinggi kepada kerangka persatuan yang diberikan <strong>Islam</strong>, tetapi<br />

mereka mempertahankan pan<strong>dan</strong>gan bahwa kepentingan-kepentingan<br />

sosial <strong>dan</strong> ekonomi harus mendapat prioritas utama oleh organisasiorganisasi<br />

<strong>Islam</strong>. Lebih jauh, mereka menekankan keharusan untuk<br />

mengakui kepentingan-kepentingan yang bisa dibenarkan dari kelompok-kelompok<br />

sekular <strong>dan</strong> bekerjasama dengan mereka atas landasan<br />

yang sama-sama disepakati. 49<br />

Partai “tradisionalis” NU, meski di kalangan para pemimpinnya<br />

terjadi perbedaan-perbedaan kepribadian yang tajam, secara<br />

umum diarahkan untuk mengembangkan diri dalam arus utama<br />

Orde Baru di Indonesia, ia mengidentifikasi tampilnya empat kelompok berbeda<br />

dalam masyarakat Muslim—kelompok ideologis, kelompok idealis, kelompok akomodasionis,<br />

<strong>dan</strong> kelompok reformis. Penelaahan lebih terperinsi terhadap ciri-ciri<br />

pokok keempat kelompok ini pada akhirnya akan meyakinkan kita bahwa sebenarnya<br />

tidak ada perbedaan-perbedaan pokok antara identifikasi ini dengan yang diungkapkan<br />

Samson. Paparan Kamal Hassan mengenai kelompok ideologis-idealis<br />

pada intinya menyerupai paparan Samson mengenai kelompok fundamentalis. Bagaimana<br />

pun, kategorisasi ini memperkuat argumen bahwa konsepsi yang tunggal<br />

mengenai politik, kekuasaan, ideologi, atau respons-respons yang tepat terhadap<br />

tantangan “sekular” tidak ditemukan dalam partai-partai kaum Muslim.<br />

49 Allan Samson, “Conceptions of Politics, Power, and Ideology in Contemporary<br />

Indonesian <strong>Islam</strong>,” h. 199-200.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!