14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

pendapat ini. Bahkan, bukan saja mereka mendirikan partai-partai<br />

<strong>Islam</strong>, namun mereka menciptakan institusi-insitusi politik <strong>Islam</strong><br />

dalam jumlah yang banyak, yang belum pernah ada sebelumnya dalam<br />

sejarah dunia Muslim. Kehadiran empat puluh dua partai <strong>Islam</strong><br />

sungguh merupakan tantangan nyata terhadap pan<strong>dan</strong>gan tersebut.<br />

Keprihatian Kuntowijoyo tepat selama diletakkan dalam konteks<br />

situasi sebelum Orde Baru di mana gagasan <strong>dan</strong> praktik politik <strong>Islam</strong><br />

secara umum dipan<strong>dan</strong>g bersifat legalistik <strong>dan</strong> formalistik. Tidak diragukan<br />

bahwa perkembangan intelektualisme <strong>dan</strong> aktivisme <strong>Islam</strong><br />

baru selama tiga dasawarsa terakhir telah menyumbang pada transformasi<br />

para intelektual <strong>dan</strong> praktisi Muslim dalam jumlah yang besar<br />

sehingga menganut pan<strong>dan</strong>gan <strong>Islam</strong> yang lebih toleran <strong>dan</strong> inklusif.<br />

Kendati demikian, banyak pihak percaya bahwa sebagian kaum<br />

Muslim masih mengaspirasikan idealisme <strong>dan</strong> simbolisme politik<br />

tertentu—seperti penggunaan <strong>Islam</strong> sebagai platform <strong>dan</strong> identitas<br />

partai. Akan tetapi, keliru jika diasumsikan bahwa ini merupakan<br />

indikasi bahwa para pemikir <strong>dan</strong> aktivis politik Muslim akan selalu<br />

“menghadapkan Indonesia ke arah Mekkah”. Sudut pan<strong>dan</strong>g ini<br />

hanya benar dalam kurun sejarah tertentu, seperti pada era 1950-an<br />

<strong>dan</strong> awal 1960-an, ketika hubungan antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> politik tidak<br />

hanya menyumbang pada lahirnya politik aliran, tetapi juga memolarisasi<br />

komunitas Muslim menjadi pengelompokan sosial-keagamaan<br />

santri <strong>dan</strong> abangan. Dengan demikian, pendapat bahwa menggunakan<br />

<strong>Islam</strong> sebagai platform <strong>dan</strong> identitas partai otomatis identik dengan<br />

mempromosikan gagasan <strong>Islam</strong> sebagai dasar negara memerlukan<br />

sejumlah faktor penjelas lainnya daripada sekadar mengandalkan<br />

penjelasan sejarah yang bersifat stigamtis. 18<br />

18 Lihat, esai-esai yang relevan dalam Bahtiar Effendy, (Re)politisasi <strong>Islam</strong>: Per-<br />

nahkah <strong>Islam</strong> Berhenti Berpolitik?<br />

0 — <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!