14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

indikasi yang jelas <strong>dan</strong> tegas bahwa <strong>Islam</strong> memiliki kepentingan<br />

yang kuat untuk mengatur masalah-masalah yang terkait dengan<br />

urusan-urusan negara. Di dalam al-Qur’ân, sumber utama ajaranajaran<br />

<strong>Islam</strong>, mereka tidak melihat a<strong>dan</strong>ya doktrin-doktrin yang<br />

secara khusus membahas masalah tersebut. Bahkan, mengingat<br />

pentingnya persoalan itu, adalah mengherankan bahwa istilah<br />

“negara” (dawlah) tidak muncul dalam al-Qur’ân. Lebih jauh, untuk<br />

mendukung keyakinan mereka bahwa persoalan negara <strong>Islam</strong><br />

(dawlah Islâmiyah) ternyata merupakan suatu fenomena modern,<br />

hasil perjumpaan antara dunia Muslim dengan kolonialisme Barat,<br />

mereka mengargumentasikan bahwa deklarasi formal mengenai<br />

negara <strong>Islam</strong> tidak pernah benar-benar ada selama periode <strong>Islam</strong><br />

klasik atau <strong>Islam</strong> abad pertengahan. 7<br />

Karena itu, mereka berpendapat bahwa <strong>Islam</strong> tidak mewajibkan<br />

para pemeluknya untuk membentuk sebuah negara. Melainkan,<br />

berdasarkan kenyataan bahwa banyak doktrin al-Qur’ân yang<br />

lebih sering membicarakan masalah-masalah kemasyrakatan daripada<br />

masalah-masalah transendental, mereka cenderung meyakini<br />

bahwa <strong>Islam</strong> lebih menekankan pembentukan sebuah masyarakat<br />

yang baik, yaitu masyarakat yang mencerminkan substansi pesan<br />

7 Menurut Nurcholish, istilah negara <strong>Islam</strong> (dawlah Islâmiyyah), sebagaimana<br />

diperkenalkan Pakistan, tidak memiliki dasar berpijak dalam sejarah politik <strong>Islam</strong>.<br />

Sejarah diskursus <strong>Islam</strong> politik mengenal istilah dawlah ‘Abbâsiyah (dinasti ‘Abbâsiyah)<br />

atau dawlah Umawiyyah (dinasti Umayyah). Pada periode Turki Utsmani, istilah<br />

dawlah digunakan semata-mata untuk pengertian “giliran”, untuk menunjukkan<br />

bahwa umat manusia ditentukan oleh “roda nasib” yang memiliki masa kebangkitan<br />

<strong>dan</strong> kejatuhan. Di sini, masa kebangkitan merujuk kepada keberhasilan memperoleh<br />

kekuasaan atau wewenang. Gagasan mengontrol kekuasaan atau wewenang<br />

inilah yang kemudian dikenal dengan istilah dawlah. Lihat, “<strong>Islam</strong> Punya Konsep<br />

Kenegaraan?” Tempo, 29 Desember 1984, h. 17.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!