14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Sebagaimana dinyatakan Harold Lasswell dalam karyanya yang<br />

sudah menjadi klasik, Politics: Who Gets What, When, How, politik<br />

bukanlah hanya persoalan partai, melainkan persoalan yang<br />

lebih luas berkaitan dengan “siapa mendapat apa, kapan <strong>dan</strong> bagaimana.”<br />

70<br />

Dilihat dari perspektif ini, maka perspektif <strong>Islam</strong> kultural<br />

Emmerson juga melalaikan substansi politik <strong>Islam</strong> di Indonesia. 71<br />

Sementara perspektif itu dapat menangkap secara tepat pendekatan<br />

kultural <strong>Islam</strong> kontemporer di Indonesia, ia gagal menjelaskan<br />

nuansa-nuansa politik para aktornya yang menginginkan<br />

terartikulasikannya idealisme <strong>dan</strong> aktivisme politik <strong>Islam</strong> yang lebih<br />

substantif. Dalam konteks semacam itu, peralihan ke dalam<br />

<strong>Islam</strong> kultural tidak lebih dari taktik belaka. Landasan paling pokok<br />

pendekatan itu pada dasarnya tetaplah politis, <strong>dan</strong> yang berubah<br />

hanyalah taktiknya. Dalam taktik baru ini, yang diserukan<br />

adalah agar nilai-nilai <strong>Islam</strong> diperkenalkan lewat struktur-struktur<br />

politik <strong>dan</strong> birokrasi yang ada sekarang, bukan dengan merobohkannya<br />

<strong>dan</strong> menggantinya dengan sesuatu yang sarat dengan<br />

simbol <strong>Islam</strong>.<br />

<strong>Islam</strong> kontemporer di Indonesia harus dilihat dari perspektif<br />

lain. Pada esensinya, meskipun tidak serta-merta menawarkan<br />

pendekatan yang sepenuhnya baru, melainkan gabungan atau simbiose<br />

dari yang ada, perspektif itu harus mengombinasikan beberapa<br />

unsur “dekonfessionalisasi,” perspektif kultural, <strong>dan</strong> keragaman<br />

dari apa yang membentuk <strong>Islam</strong> politik. Meskipun demikian,<br />

70 Harold D. Laswell, Politics: Who Gets What, When, How, New York: McGraw<br />

Hill, 1936.<br />

71 Perspektif <strong>Islam</strong> kultural ini juga dianut oleh beberapa analis Indonesia. Lihat,<br />

misalnya, tulisan Sudirman Tebba, “<strong>Islam</strong> di Indonesia: Dari Minoritas Politik Menuju<br />

Mayoritas Budaya,” Jurnal Ilmu Politik, No. 4, 1989, hh. 53-65.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!