14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

pada saat yang sama, asumsi mengenai corak organik hubungan<br />

<strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> politik (atau negara) <strong>dan</strong> identifikasi <strong>Islam</strong> politik<br />

dengan partai-partai politik <strong>Islam</strong>, harus tegas ditolak. Dalam perspektif<br />

baru seperti ditunjukkan di atas, gagasan mengenai masyarakat<br />

politik tidak ditentukan oleh landasan keagamaan, melainkan<br />

oleh landasan politik. Karena itu, pada tahap-tahap tertentu<br />

dalam kehidupan partai-partai politik <strong>Islam</strong>, berbagai perbedaan<br />

antara NU yang “tradisionalis” <strong>dan</strong> Masyumi yang “modernis”<br />

lebih dilandasi oleh faktor-faktor politik, bukan agama. Ini terutama<br />

benar sehubungan dengan kemampuan partai <strong>Islam</strong> yang<br />

pertama untuk melakukan kompromi, yang sulit dilakukan partai<br />

<strong>Islam</strong> yang kedua di atas. Hanya dengan cara demikianlah sebuah<br />

teori dapat menjelaskan fenomena politik <strong>Islam</strong> di Indonesia dalam<br />

kerangka-kerangka politik.<br />

Kalau demikian, bagaimanakah <strong>Islam</strong> politik kontemporer di<br />

Indonesia, khususnya hubungannya dengan negara, harus dijelaskan?<br />

<strong>Islam</strong> politik kontemporer di Indonesia kini tengah berusaha,<br />

meskipun masih pada tahapnya yang awal, untuk menegaskan<br />

diri kembali secara lebih substantif dalam diskursus politik nasional.<br />

Inilah tugas berat yang kini tengah dipikul para pemikir <strong>dan</strong><br />

aktivis Muslim generasi baru. 72 Dalam kasus ini, <strong>Islam</strong> tidak sertamerta<br />

harus melepaskan diri dari aspirasi-aspirasi politiknya, atau<br />

menggantinya dengan pendekatan kultural. Sementara memang<br />

terdapat usaha keras untuk menekankan kembali dimensi kultural<br />

72 Untuk paparan yang lebih lengkap mengenai idealisme <strong>dan</strong> aktivisme sosialkeagamaan<br />

serta politis mereka, lihat M. Rusli Karim, Dinamika <strong>Islam</strong> di Indonesia:<br />

Suatu Tinjauan Sosial Politik, Yogyakarta: PT Hanindita, 1985; Fachry Ali <strong>dan</strong> Bahtiar<br />

Effendy, Merambah Jalan Baru <strong>Islam</strong>: Rekonstruksi Pemikiran <strong>Islam</strong> Masa Orde<br />

Baru, Bandung: Mizan, 1986; <strong>dan</strong> Howard M. Federspiel, Muslim Intellectuals and<br />

National Development, New York: Nova Science Publishers Inc., 1991.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!