14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Pertama, dalam pan<strong>dan</strong>gan mereka, tidak ada bukti yang tegas<br />

bahwa al-Qur’ân <strong>dan</strong> Sunnah memerintahkan kaum Muslim untuk<br />

mendirikan negara <strong>Islam</strong>. Menurut pengamatan mereka, eksperimentasi<br />

politik Nabi Muhammad tidak mengandung pernyataan<br />

sebuah negara <strong>Islam</strong>. Karenanya, mereka menolak agenda politik<br />

para pemimpin <strong>dan</strong> aktivis politik <strong>Islam</strong> yang lebih awal, yang<br />

menuntut pembentukan sebuah negara <strong>Islam</strong> atau negara yang<br />

berdasarkan ideologi <strong>Islam</strong>. 19<br />

Kedua, mereka mengakui bahwa <strong>Islam</strong> memberi seperangkat<br />

prinsip sosial-politik. Meskipun demikian, mereka meman<strong>dan</strong>g<br />

bahwa <strong>Islam</strong> bukanlah ideologi. Karenanya, dalam pan<strong>dan</strong>gan<br />

mereka, ideologi <strong>Islam</strong> itu tidak ada. 20 Bahkan, menurut beberapa<br />

dari mereka, ideologisasi <strong>Islam</strong> dapat dianggap sebagai reduksionisme<br />

<strong>Islam</strong>. 21<br />

Ketiga, karena <strong>Islam</strong> dipahami sebagai agama yang kekal <strong>dan</strong><br />

universal, maka pemahaman kaum Muslim terhadapnya tidak boleh<br />

dibatasi hanya kepada pengertian formal <strong>dan</strong> legalnya, khususnya<br />

yang dibangun berdasarkan waktu <strong>dan</strong> ruang tertentu. Melainkan,<br />

pemahaman itu harus didasarkan kepada penafsiran yang<br />

menyeluruh <strong>dan</strong> cermat, yang menerapkan petunjuk tekstual <strong>dan</strong><br />

doktrinalnya ke dalam situasi <strong>dan</strong> konteks kontemporernya. Sudut<br />

pan<strong>dan</strong>g ini, pada gilirannya, paling tidak menurut Ahmad<br />

19 Wawancara dengan Djohan Effendi di Jakarta, 26-27 Agustus 1991. Lihat<br />

juga Djohan Effendi <strong>dan</strong> Ismed Natsir (eds.), Pergolakan Pemikiran <strong>Islam</strong>, hh. 149<br />

<strong>dan</strong> 155.<br />

20 M. Dawam Rahardjo, “Tujuan Perjuangan Politik Ummat <strong>Islam</strong> di Indonesia.”<br />

21 Djohan Effendi <strong>dan</strong> Ismed Natsir (eds.), Pergolakan Pemikiran <strong>Islam</strong>, hh. 146<br />

<strong>dan</strong> 150.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!