14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

oleh komposisi para kandidat partainya untuk pemilihan umum<br />

1971, yang terdiri dari sejumlah besar pemegang gelar pendidikan<br />

tinggi (misalnya lulusan fakultas teknik, hukum <strong>dan</strong> ekonomi),<br />

Sulastomo bahkan menegaskan bahwa Parmusi sudah cukup memadai<br />

sebagai “mitra bagi Golkar yang memimpin ba<strong>dan</strong>-ba<strong>dan</strong><br />

teknokrasi.” 87<br />

Meskipun pan<strong>dan</strong>gan-pan<strong>dan</strong>gan seperti yang dikemukakan<br />

Mintaredja <strong>dan</strong> Sulastomo tidak pernah menjadi perspektif dominan<br />

di kalangan masyarakat Muslim yang lebih luas di Indonesia,<br />

beberapa kalangan lain juga memperlihatkan kepedulian yang<br />

sama, khususnya dalam hal keharusan menjembatani jurang ideologis<br />

<strong>dan</strong> politis antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara dengan cara bergabung<br />

dengan ba<strong>dan</strong>-ba<strong>dan</strong> birokrasi negara. Pada tahun-tahun pertama<br />

pemerintahan Orde Baru, langkah strategis ini ditempuh sejumlah<br />

mantan aktivis HMI <strong>dan</strong> Parmusi, termasuk antara lain Sularso,<br />

Bintoro Tjokroaminoto, Barli Halim, Bustanil Arifin, Madjid Ibrahim,<br />

Norman Razak, Zainul Yasni, Omar Tusin, Sya’dillah Mursid,<br />

Mar’ie Muhammad, <strong>dan</strong> Hariry Hadi. Orang-orang ini menempuh<br />

karir mereka di Ba<strong>dan</strong> Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),<br />

<strong>dan</strong> ba<strong>dan</strong>-ba<strong>dan</strong> ekonomi <strong>dan</strong> pembangunan lain yang terkait.<br />

Yang lebih penting dari itu, beberapa di antara mereka berada di bawah<br />

patronase profesional Widjojo Nitisastro—kaisar kebijakan ekonomi<br />

Orde Baru yang berorientasi pasar. 88<br />

87 Dalam kasus ini, persentase kandidat pemegang gelar dari Parmusi hanya berada<br />

di urutan kedua setelah Golkar. Dari 327 kandidat-kandidatnya, 112 orang<br />

(34%) adalah pemegang gelar dalam berbagai bi<strong>dan</strong>g keahlian. Sementara itu, dari<br />

538 kandidat Golkar, 212 orang (39%) punya gelar tingkat universitas. Lihat Kenneth<br />

E. Ward, The 1971 Election in lndonesia: An East Java Case Study, h. 128.<br />

88 Menurut M. Dawam Rahardjo, mereka adalah lapis kedua setelah generasi<br />

pertama tim ekonomi Widjojo yang mencakup Ali Wardhana, Subroto, Emil Salim,<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!