14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Dalam konsepsi itu, <strong>Islam</strong> dalam bi<strong>dan</strong>g politik tidak lagi didasarkan<br />

kepada kitab suci yang difokuskan kepada simbolisme ideologisnya.<br />

Sebaliknya, sejalan dengan makin meningkatnya ekspose<br />

kalangan muda Muslim—khususnya mereka yang mempunyai<br />

semacam ikatan emosional atau ikatan kultural dengan gerakangerakan<br />

politik <strong>Islam</strong> Indonesia terdahulu— terhadap pendidikan<br />

tinggi modern <strong>dan</strong> perkembangan ekonomi, ekspresi <strong>Islam</strong> politik<br />

tampil dalam bentuk yang kurang simbolis atau ideologis. Dalam<br />

model itu, nilai-nilai substantif <strong>Islam</strong> politik—yang sebelumnya diidentifikasi<br />

sebagai keadilan, musyawarah <strong>dan</strong> egalitarianisme—berperan<br />

sebagai orientasi utamanya. 33<br />

Mendefinisikan keMBali Cita-Cita<br />

sosial-politik islaM<br />

Dilihat dari perspektif keagamaan yang lebih luas, sesungguhnya<br />

tidak ada perbedaan besar antara aspirasi para pemimpin <strong>Islam</strong><br />

politik yang awal <strong>dan</strong> generasi pemikir <strong>dan</strong> aktivis <strong>Islam</strong> politik yang<br />

baru tumbuh ini. Bila dibandingkan dengan situasi kaum Calvinis,<br />

yang jalannya menuju kapitalisme ekonomi dimotivasi oleh prinsip<br />

beruf (panggilan keagamaan), 34 sebagian besar kiprah politik<br />

kedua generasi Muslim yang berbeda ini didorong oleh ajaranajaran<br />

<strong>Islam</strong> yang sama, misalnya paham ya’murûn-a bî al-ma‘rûf<br />

33 Lihat, sekadar contoh, Nurcholish Madjid, “Suatu Tatapan <strong>Islam</strong> terhadap<br />

Masa Depan Politik Indonesia,” Prisma, edisi ekstra, 1984, hh. 10-22; “Jilid Dua<br />

Orde Baru: <strong>Islam</strong> Hanya Soal Nilai,” Panji Masyarakat, No. 537, 1988, hh. 26-31.<br />

Lihat juga dialognya dalam “Pemahaman yang Lebih Substantif <strong>dan</strong> Budaya Politik<br />

Partisipasi,” Prisma, No. 5, XVII, 1988, hh. 64-82.<br />

34 Lihat Max Weber, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, translated<br />

by Talcott Parsons, London: George Allen and Unwin Ltd., 1985.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!