14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

buah bangsa. Dengan kata lain, karena kualitas agenda-agenda<br />

mereka yang serba mencakup, maka aspirasi-aspirasi politik <strong>Islam</strong><br />

tidak lagi mengenal batas-batas agama atau primordial lainnya.<br />

Selain bersifat inklusif <strong>dan</strong> integratif, pendekatan politik <strong>Islam</strong><br />

dewasa ini juga lebih beragam. Ini dalam pengertian bahwa<br />

politik kepartaian, dengan partai-partai <strong>Islam</strong> berdiri di barisan<br />

terdepan, tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya lapangan bermain<br />

atau arena perjuangan artikulasi <strong>dan</strong> realisasi tujuan-tujuan<br />

sosial-politik <strong>Islam</strong>. Bahkan, karena alasan-alasan yang sebagian<br />

besarnya berakar dalam (1) elemen-elemen struktural negara Orde<br />

Baru (yakni penekanannya kepada ketertiban <strong>dan</strong> stabilitas dengan<br />

ongkos diabaikannya partisipasi rakyat); (2) perubahan corak<br />

basis sosial-kultural kaum Muslim Indonesia; <strong>dan</strong> (3) kecenderungan<br />

substantif agenda sosial-politik <strong>Islam</strong> kontemporer (yakni<br />

keadilan, demokrasi, egalitarianisme <strong>dan</strong> partisipasi), pendekatan<br />

politik kepartaian bahkan tidak lagi menduduki posisi utama dalam<br />

perjuangan <strong>Islam</strong> politik di Indonesia sekarang ini. 15<br />

Demikianlah, sejak pertengahan 1970-an, bersamaan dengan<br />

berlangsungnya proses restrukturisasi politik rezim Orde Baru<br />

(1973), yang berakibat pada pembatasan jumlah partai politik hanya<br />

menjadi tiga (PPP, Golkar <strong>dan</strong> PDI), kalangan generasi baru<br />

para pemikir <strong>dan</strong> aktivis Muslim memutuskan untuk mengartikulasikan<br />

gagasan <strong>Islam</strong> politik melalui mekanisme-mekanisme<br />

yang lebih luas. Dalam hal ini, saluran-saluran tambahan yang<br />

paling banyak digunakan adalah LSM, media massa, penerbitan-<br />

15 Lihat, misalnya, sebuah percakapan dengan Abdurrahman Wahid, Lukman Harun,<br />

<strong>dan</strong> Moeslim Abdurrahman, dalam “Mulai Ditinggalkan, Aspirasi Umat <strong>Islam</strong> Lewat<br />

Kelembagaan Formal,” Kompas, 22 Oktober 1986.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!