14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

<strong>Islam</strong> itu kekal. Tetapi, mereka juga yakin bahwa pemahaman<br />

atau penafsiran kaum Muslim terhadap al-Qur’ân <strong>dan</strong> Sunnah,<br />

dua sumber utama ajaran-ajaran <strong>Islam</strong>, dapat diubah. Karena itu,<br />

sama halnya dengan kepedulian utama para pembaru <strong>dan</strong> pemikir<br />

<strong>Islam</strong> terkemuka di masa lalu (seperti Jamâl al-Dîn al-Afghânî,<br />

Muhammad ‘Abduh, Rasyîd Ridhâ <strong>dan</strong> lain-lain), yang pengaruhnya<br />

hingga kini jelas masih terasa di dunia Muslim, mereka secara<br />

jujur ingin mendorong rekan-rekan mereka sesama Muslim untuk<br />

meninjau kembali pemahaman <strong>dan</strong> penafsiran mereka terhadap<br />

<strong>Islam</strong> sesuai dengan tuntutan situasi sosial. 11<br />

Dengan melakukan hal itu, diharapkan pemahaman kaum<br />

Muslim terhadap pesan-pesan keagamaan <strong>Islam</strong> tidak mandeg.<br />

Yang lebih penting lagi, seraya merefleksikan keyakinan bahwa<br />

<strong>Islam</strong> itu abadi <strong>dan</strong> universal (al-Islâm shâlih li kull-i zamân wa<br />

makân), 12 kaum Muslim tidak akan kehilangan pegangan dalam<br />

menghadapi tuntutan-tuntutan modernitas. Mereka akan mampu<br />

mengadakan dialog yang produktif <strong>dan</strong> cerdas antara universalitas<br />

ajaran-ajaran <strong>Islam</strong> dengan—dalam kasus khusus ini—kekhasan<br />

ruang <strong>dan</strong> waktu Indonesia. Termasuk dalam kerangka sosiologis<br />

ini adalah keragaman corak struktur-struktur sosial-keagamaan<br />

masyarakat Nusantara <strong>dan</strong> orientasi politik mereka.<br />

11 Pada umumnya diyakini bahwa ajaran-ajaran <strong>Islam</strong> berwatak permanen. Meskipun<br />

demikian, untuk memahami pesan-pesannya, khususnya pada masa setelah<br />

Nabi Muhammad, dibutuhkan penafsiran <strong>dan</strong> penafsiran kembali yang terus-menerus,<br />

sejalan dengan perubahan situasi. Dalam tradisi intelektual <strong>Islam</strong>, upaya ini<br />

disebut ijtihâd. Di sini, ijtihâd bermakna suatu usaha untuk mendapatkan penilaian<br />

independen <strong>dan</strong> disengaja, yang tidak saja dimaksudkan untuk menemukan makna<br />

ajaran-ajaran <strong>Islam</strong>, melainkan juga untuk mengungkap prinsip-prinsip umumnya.<br />

12 Istilah ini diambil dari tulisan Nurcholish Madjid, “Masalah Tradisi <strong>dan</strong> Inovasi<br />

Keislaman dalam Bi<strong>dan</strong>g Pemikiran serta Tantangan <strong>dan</strong> Harapannya di Indonesia,”<br />

makalah disampaikan pada Festival Istiqlal, Jakarta, 21-24 Oktober 1991, h. 4.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!