14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

sejarah masih menghantui pemilu tahun 1999. Ketidakmampuan<br />

partai-partai <strong>Islam</strong> untuk mengartikulasikan diri mereka dengan<br />

cara yang berbeda dari partai-partai non-<strong>Islam</strong> lainnya hanya<br />

memperkuat stigma tersebut. Karena itu, keberadaan partaipartai<br />

politik <strong>Islam</strong> itu semata akan selalu disamakan dengan ide<br />

tentang negara <strong>Islam</strong> atau dimasukkannya syariah <strong>Islam</strong> ke dalam<br />

sistem hukum di negeri ini. Sentimen semacam ini nyaris tidak<br />

pernah hilang, <strong>dan</strong> kemungkinan akan terus berlanjut dalam perkembangan<br />

politik Indonesia di masa datang. 46<br />

Apabila platform tertulis dari setiap partai politik <strong>Islam</strong> yang<br />

ada ditelaah, maka di dalamnya nyaris tidak disebutkan mengenai<br />

ide tentang <strong>Islam</strong> sebagai dasar negara. 47 Selama periode transisi<br />

menuju demokrasi, bahkan tidak ada satu pun partai politik <strong>Islam</strong><br />

yang secara terbuka memperlihatkan komitmennya untuk mengganti<br />

Pancasila dengan <strong>Islam</strong> sebagai dasar negara. Bahkan, ide untuk<br />

memasukkan Piagam Jakarta ke dalam Pasal 29 UUD 1945<br />

hanya muncul setelah keputusan parlemen untuk mengamandemen<br />

UUD 1945 diambil pada Si<strong>dan</strong>g Umum MPR 1999.<br />

Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa<br />

apa yang disebut sebagai “politik ketakutan”, berkenaan dengan<br />

apa yang mungkin diakibatkan oleh <strong>Islam</strong> politik, telah tertanam<br />

kuat dalam sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia. Kegagalan<br />

partai-partai <strong>Islam</strong> untuk menyadari kenyataan ini <strong>dan</strong> untuk<br />

46 Mengenai sejumlah esai tentang kekalahan <strong>Islam</strong> politik, lihat Hamid Basyaib<br />

<strong>dan</strong> Hamid Abidin (eds.), Mengapa Partai <strong>Islam</strong> Kalah?: Perjalanan Politik <strong>Islam</strong><br />

dari Pra Pemilu sampai Pemilihan Presiden, Jakarta: Alvabet, 1999.<br />

47 Lihat, Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi, Strategi, <strong>dan</strong> Program; Arsekal<br />

Salim, Partai <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> Relasi Agama-<strong>Negara</strong>; Musa Kazhim & Alfian Hamzah<br />

(eds.), 5 Partai <strong>Islam</strong> dalam Timbangan: Analisis <strong>dan</strong> Prospek; Sahar L. Hassan, Kuat<br />

Sukardiyono, Dadi M.H. Basri (eds.), Memilih Partai <strong>Islam</strong>: Visi, Misi, <strong>dan</strong> Persepsi.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!