14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Tidak diragukan lagi, asal-usul sosial-intelektual tersebut di<br />

atas menjadi faktor penting dalam perkembangan posisi intelektual<br />

tokoh-tokoh aliran teologis/religius ini. Pelajaran-pelajaran<br />

tak ternilai yang didapat mereka dari diskursus idealisme <strong>dan</strong> aktivisme<br />

politik <strong>Islam</strong> sebelumnya, dikombinasikan dengan pengetahuan<br />

mereka yang luas <strong>dan</strong> mendalam mengenai <strong>Islam</strong> klasik<br />

<strong>dan</strong> kontemporer, telah mendorong mereka untuk memahami <strong>Islam</strong><br />

secara lebih kontekstual. Kepedulian intelektual mereka yang<br />

utama adalah bagaimana menghadirkan suatu <strong>Islam</strong> yang secara<br />

sosiologis kokoh <strong>dan</strong> cocok dengan kekhasan-kekhasan ruang <strong>dan</strong><br />

waktu Indonesia.<br />

Terlepas dari itu, penting untuk dicatat bahwa sumber paling<br />

kritis dari aliran pembaruan teologis/religius ini tampaknya<br />

adalah konteks sosial-politik di mana kecenderungan intelektual<br />

yang khas ini berkembang. 3 Konteks tersebut adalah suatu sistem<br />

politik, yaitu rezim Orde Baru, yang menolak gagasan yang mengaitkan<br />

<strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara secara legalistik <strong>dan</strong> formalistik. Baik<br />

di bawah kepemimpinan Soekarno maupun Soeharto, negara selalu<br />

tegas menentang gagasan negara <strong>Islam</strong> atau ideologi <strong>Islam</strong>.<br />

Di bawah kepemimpinan keduanya, baik dengan cara-cara kekerasan<br />

maupun persuasif, negara terbukti telah relatif berhasil<br />

menjinakkan pengaruh idealisme <strong>dan</strong> aktivisme <strong>Islam</strong> politik semacam<br />

itu. 4<br />

3 Analisis yang kurang-lebih sejenis juga dikembangkan oleh R. William Liddle.<br />

Untuk paparan yang lebih lengkap, lihat artikelnya, “Improvising Political Cultural<br />

Change: Three Indonesian Cases,” James Schiller and Barbara-Martin Schiller<br />

(eds.), Indonesian Political Culture: Asking the Right Ouestions, Athens: Center for<br />

Southeast Asian Studies, Ohio University, 1997.<br />

4 Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa kedua tokoh ini sama sekali<br />

tidak anti-<strong>Islam</strong> sebagai sebuah sistem keagamaan. Pada kenyataannya, selain Muslim,<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!