14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

but yang memutuskan untuk tetap bekerja dalam kerangka pendekatan<br />

politik kepartaian. Secara bertahap, <strong>dan</strong> khususnya dalam<br />

sepuluh tahun terakhir <strong>dan</strong> seterusnya, pendekatan politik<br />

kepartaian tersebut menarik perhatian banyak Muslim lain untuk<br />

berbuat hal serupa.<br />

Terlepas dari kenyataan bahwa pendekatan politik kepartaian<br />

tetap dianggap sebagai saluran yang cocok, diskursus <strong>Islam</strong> politik<br />

dalam wilayah yang khusus ini bukan tidak mengalami perubahan<br />

berarti. Generasi aktivis Muslim yang lebih muda menyadari bahwa,<br />

agar pendekatan politik kepartaian itu bisa berjalan efektif,<br />

diperlukan transformasi mendasar khususnya dalam hal rumusan<br />

agenda (yakni program-program politik yang rasional <strong>dan</strong> realistis,<br />

bukan yang ideologis <strong>dan</strong> utopis) serta model afiliasi kepartaian<br />

(yakni aliansi kepada berbagai partai, tidak terbatas hanya kepada<br />

partai <strong>Islam</strong> yang formal).<br />

Berdasarkan sudut pan<strong>dan</strong>g tersebut, selain usaha-usaha mereka<br />

untuk mendefinisikan kembali tujuan-tujuan sosial-politik <strong>Islam</strong>,<br />

generasi baru intelektual Muslim ini juga mencoba mengembangkan<br />

hubungan politik yang inklusif <strong>dan</strong> lebih luas dengan<br />

partai-partai politik yang ada. Dalam hal ini, ada orang-orang<br />

yang memilih bekerja di bawah bendera partai politik <strong>Islam</strong> seperti<br />

PPP (misalnya Mintaredja, Hartono Mardjono, Ridwan Saidi).<br />

Di sisi lain, ada orang-orang yang memutuskan untuk berafiliasi<br />

secara politik dengan partai yang berkuasa, yaitu Golkar<br />

(Akbar Tanjung <strong>dan</strong> Fahmi Idris). Lebih belakangan lagi, sebagian<br />

bahkan ada yang mulai bergabung dengan PDI—yang merupakan<br />

perpaduan partai Nasionalis, Katolik <strong>dan</strong> Kristen—dengan<br />

menjadi calon-calonnya pada pemilihan umum 1992 (misalnya<br />

Sugeng Saryadi). Dengan pendekatan baru tersebut, aspirasi-aspi-<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!