14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

aKomodaSi Kultural<br />

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Dalam konteks yang lebih luas, akomodasi kultural negara terhadap<br />

<strong>Islam</strong> bukanlah fenomena yang baru. Hal itu bahkan<br />

merupakan diskursus yang masih berlangsung, yang diakibatkan<br />

oleh proses akulturasi antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> berbagai kekhususan ruang<br />

<strong>dan</strong> waktu Indonesia. Hasil-hasil yang muncul dari perjumpaan<br />

kultural itu amat beragam, sebagian besarnya tergantung kepada<br />

tingkat kemampuan kelompok-kelompok yang terlibat dalam<br />

melakukan rekonsiliasi. Tetapi pada umumnya, akomodasi itu<br />

mencakup dari yang parsial (sinkretis) kepada yang total (murni).<br />

95 Mengingat kenyataan bahwa “<strong>Islam</strong> telah mengembangkan<br />

dirinya secara amat cepat, <strong>dan</strong> secara keseluruhan dengan caracara<br />

damai, di sebagian besar kepulauan Nusantara,” 96 maka tidak<br />

berlebihan jika dikatakan bahwa banyak aspek kebudayaan <strong>Islam</strong><br />

yang sudah lama relatif terakomodasi.<br />

Salah satu di antara gambaran yang paling mencolok dari<br />

bentuk akomodasi ini, yang seringkali tidak diperhatikan, adalah<br />

diterimanya idiom-idiom <strong>Islam</strong> dalam perbendaharaan kata instrumen-instrumen<br />

politik <strong>dan</strong> ideologi negara. Dalam konteks negara<br />

Indonesia pramodern, terutama di tempat-tempat yang diperintah<br />

penguasa Muslim, istilah-istilah seperti “sultan” (penguasa), “kalipatullah”<br />

(wakil Tuhan), atau “sayidin” (tuan), digunakan sebagai<br />

sebutan-sebutan untuk para penguasa kerajaan. 97 Sementara isti-<br />

95 Butir ini diadaptasi dari analisis Benda mengenai proses <strong>Islam</strong>isasi di berbagai<br />

bagian Indonesia yang berbeda. Lihat, Harry J. Benda, The Crescent and the Rising<br />

Sun.<br />

96 Harry J. Benda, The Crescent and the Rising Sun, h. 11.<br />

97 Raja agung yang memerintah kerajaan <strong>Islam</strong> di Jawa Tengah bernama Sultan<br />

Agung. Ia mendapat julukan religio-politik “kalipatullah sayidin panatagama” (wakil<br />

Allah, penguasa <strong>dan</strong> pemimpin agama). Dalam konteks berbeda, isu sejenis juga<br />

0 — Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!