14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

yang marjinal <strong>dan</strong> terbelakang. Sebaliknya, mereka mewakili sebuah<br />

kelompok sosial-politik baru dengan aspirasi-aspirasi tertentu,<br />

<strong>dan</strong> dengan banyak keahlian baru yang membutuhkan upayaupaya<br />

struktural guna menyalurkan kepentingan mereka. 11<br />

Kedua, praktis kelompok intelektual Muslim baru itulah yang<br />

telah mencoba membentuk format baru <strong>Islam</strong> politik di Indonesia.<br />

Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab-bab terdahulu,<br />

mereka tidak mendukung gagasan mengenai kaitan formalistik<br />

antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara, tidak mendesakkan terbentuknya sebuah<br />

negara <strong>Islam</strong>, <strong>dan</strong> tidak lagi menganggap politik partisan—<br />

dengan parlemen sebagai satu-satunya wilayah bermain—sebagai<br />

satu-satunya pendekatan politik. Sebaliknya, mereka menganggap<br />

bahwa tujuan utama mereka adalah membangun sebuah negara<br />

yang adil, partisipatif <strong>dan</strong> egaliter, yang harus diperjuangkan tidak<br />

hanya melalui partai-partai <strong>Islam</strong>, melainkan juga lewat birokrasi,<br />

organisasi-organisasi non-pemerintah, <strong>dan</strong> bahkan partai yang<br />

berkuasa (Golkar). 12<br />

Semua itu telah mengurangi kecurigaan negara terhadap <strong>Islam</strong><br />

politik. Dan pada gilirannya, hal itu telah mendorong negara<br />

untuk menyediakan mekanisme struktural yang niscaya untuk<br />

memungkinkan kelompok Muslim mengekspresikan <strong>dan</strong> mencapai<br />

kepentingan mereka. Demikianlah, meski lingkupnya masih<br />

terbatas, sejak 1970-an kita menyaksikan akomodasi birokrasi<br />

terhadap sejumlah intelektual Muslim seperti Sularso, Bintoro<br />

Tjokroamidjojo, Barli Halim, Bustanil Arifin, Madjid Ibrahim,<br />

11 Lihat, “Setelah Boom Sarjana Muslim,” Tempo, 8 Desember 1990, hh. 34-37.<br />

Lihat juga Ridwan Saidi, “Cendekiawan Muslim <strong>dan</strong> Struktur Politik,” Kompas, 8<br />

Desember I990.<br />

12 Lihat pembahasan dalam bab IV, V <strong>dan</strong> VI.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!