14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

lah-masalah agama] yang berlebihan juga bakal merapuhkan integritas<br />

bangsa. ... Indonesia bukanlah negara teokratis ..., sehingga pemerintah<br />

yang berkuasa harus mempunyai batas yang jelas dalam menyelenggarakan<br />

<strong>dan</strong> melindungi kehidupan beragama. Arti demokrasi yang<br />

paling esensi adalah melindungi <strong>dan</strong> membela hak-hak minoritas. ...<br />

Jika kemudian karena beberapa hal tertentu negara atau pemerintah<br />

lebih mementingkan satu agama saja, atau hanya mengambil kebenaran<br />

dari satu sisi agama saja, itu berarti negara cenderung mengarah<br />

kepada sektarianisme. 121<br />

Menurut Abdurrahman Wahid, kepedulian terhadap kemungkinan<br />

saling pengaruh politik antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara itulah,<br />

yang memiliki potensi untuk menimbulkan sektarianisme <strong>dan</strong><br />

eksklusivisme, yang menyebabkannya mengambil sikap kritis semacam<br />

itu. Dalam konteks ini, lebih dari yang lainnya, inisiatifnya<br />

untuk membentuk Forum Demokrasi pada Maret 1991, yang<br />

benar-benar mencakup hampir semua “unsur nasional”, dimaksudkan<br />

sebagai tanggapan simbolik terhadap apa yang dianggapnya<br />

sebagai sektarianisme negara di atas. 122<br />

Namun demikian, persoalannya masih tetap apakah benar<br />

politik akomodasi di atas mencerminkan kecenderungan ke arah<br />

sektarianisme atau eksklusivisme? Di atas permukaan, dilihat dari<br />

hiruk-pikuk yang disebabkannya, khususnya berkenaan dengan<br />

situasi sosial-politik di mana fenomena itu berkembang, politik<br />

akomodasi tampaknya cenderung membenarkan penilaian Abdur-<br />

121 Lihat, “Demokrasinya Gus Dur,” Panji Masyarakat, 1-10 Mei 1991, h. 25.<br />

Garis miring dari saya.<br />

122 Apa yang saya maksud dengan “unsur-unsur nasional” adalah bahwa forum<br />

itu mencakup (meskipun sama sekali tidak berarti mewakili) tokoh-tokoh Muslim,<br />

Katolik, <strong>dan</strong> Kristen. Untuk paparan lebih lengkap, lihat “Demokrasi versi Mufakat<br />

Cibereum,” Tempo, 13 April 1991, hh. 18-27.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!