14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

diterapkan kepada seluruh warga negara Indonesia. 155 Karena alasan-alasan<br />

tersebut, ketika menanggapi pernyataan Mohammad<br />

Natsir mengenai posisi <strong>Islam</strong> vis-a-vis Pancasila, Arnold Mononutu<br />

menyatakan:<br />

Dari ideologi Pancasila ke <strong>Negara</strong> Indonesia berdasar agama <strong>Islam</strong>,<br />

bagi umat Kristen adalah ibarat: melompat dari bumi, yang tenang<br />

<strong>dan</strong> sentosa untuk menjalankan agamanya sebagai manusia Indonesia<br />

yang volwaardig, ke ruang kosong vacum, tak bernyawa. 156<br />

Dengan pendirian yang mutlak-mutlakan tersebut, masuk akal<br />

jika kompromi sulit ditemukan. Bahkan ketika kelompok <strong>Islam</strong><br />

mundur dari tuntutan mereka yang awal untuk menjadikan <strong>Islam</strong><br />

sebagai dasar negara <strong>dan</strong> hanya menuntut penegasan kembali Piagam<br />

Jakarta, konflik tersebut telah terlanjur menyebabkan macetnya<br />

si<strong>dan</strong>g-si<strong>dan</strong>g Majelis Konstituante. Dilihat dari perolehan suara<br />

mereka dalam pemilih umum, tidak satu pun partai yang memiliki<br />

suara yang diperlukan (yakni mayoritas 2/3 suara) untuk menggolkan<br />

preferensi-preferensi ideologis mereka. 157 Sementara itu, usul pemerintah<br />

untuk kembali ke UUD 1945 tidak mendapat dukungan<br />

yang diperlukan. 158 Semua perkembangan di atas mengakibatkan<br />

155 Lihat, misalnya, pidato yang disampaikan Karkono Partokusumo dalam<br />

Majelis Konstituante. Tentang Dasar <strong>Negara</strong> Republik Indonesia Dalam Konstituante,<br />

Volume I, h. 99.<br />

156 Tentang Dasar <strong>Negara</strong> Republik Indonesia Dalam Konstituante, Volume II, h.<br />

352.<br />

157 Majelis Konstituante melaksanakan voting mengenai Piagam Jakarta sebanyak<br />

dua kali. Hasilnya adalah: 268 lawan 210 <strong>dan</strong> 265 lawan 201 menolak Piagam<br />

Jakarta. Lihat, B.J. Boland, The Struggle of <strong>Islam</strong> in Modern Indonesia, h. 98.<br />

158 Hasil akhir tiga kali voting adalah: 269, 264 <strong>dan</strong> 263 mendukung, <strong>dan</strong> 199,<br />

204, <strong>dan</strong> 203 menentang kembali ke UUD 1945. B.J. Boland, The Struggle of <strong>Islam</strong><br />

in Modern Indonesia, h. 99; Deliar Noer, Partai <strong>Islam</strong> di Pentas Nasional, h. 270.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!