14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

seorang sahabat terdekatnya, menjadi khalifah pertama melalui<br />

pemilihan terbatas; ‘Umar ibn al-Khaththâb, khalifah kedua, ditunjuk<br />

oleh Abû Bakr untuk menggantikannya; ‘Utsmân ibn ‘Affân<br />

diangkat sebagai khalifah ketiga oleh sebuah panitia yang dibentuk<br />

atas perintah eksekutif ‘Umar; <strong>dan</strong> ‘Alî ibn Abî Thâlib menjadi khalifah<br />

keempat lewat suatu bentuk pemilihan yang berbeda. 12<br />

Oleh karena itu, bagi sebagian pendukung intelektualisme <strong>Islam</strong><br />

baru seperti Abdurrahman Wahid, tidak a<strong>dan</strong>ya mekanisme<br />

tunggal bagi penyelenggaraan suksesi kemimpinan <strong>dan</strong> peralihan<br />

kekuasaan/wewenang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad<br />

tidak dengan sengaja mencita-citakan pembentukan sebuah negara<br />

<strong>Islam</strong>. Dalam salah satu kolomnya, ia bertanya secara retoris:<br />

Kalau memang Nabi menghendaki berdirinya sebuah “negara <strong>Islam</strong>”,<br />

mustahil masalah suksesi kepemimpinan <strong>dan</strong> peralihan kekuasaan tidak<br />

dirumuskan secara formal. Nabi cuma memerintahkan “bermusyawarahlah<br />

kalian dalam persoalan”. Masalah seperti itu bukannya<br />

dilembagakan secara konkrit, melainkan dicukupkan dengan sebuah<br />

diktum saja, yaitu “masalah mereka (haruslah) dimusyawarahkan antara<br />

mereka”. Mana ada negara dengan bentuk seperti itu? 13<br />

Terlepas dari tidak a<strong>dan</strong>ya suatu konstruk konseptual yang jelas,<br />

para penganjur inteletualisme <strong>Islam</strong> baru itu menemukan bahwa<br />

baik al-Qur’ân maupun Sunnah benar-benar menyediakan seperangkat<br />

prinsip-prinsip etis yang relevan dengan cara mengatur negara<br />

<strong>dan</strong> mekanisme pemerintahannya. Mereka menunjukkan bahwa<br />

12 Lihat Munawir Syadzali, <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> Tata <strong>Negara</strong>, hh. 21-28. Lihat juga “Kita<br />

ini Kurang Berani,” Tempo, 20 Oktober 1990, hh. 96-97.<br />

13 Abdurrahman Wahid, “<strong>Islam</strong>: Punyakah Konsep Kenegaraan?” Tempo, 26<br />

Maret 1983.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!