14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

dalam diri seseorang benih-benih kecintaan kepada masyarakatnya.<br />

[Hal itu] secara inheren sudah ada dalam watak manusia...” 48<br />

Pada awal 1940-an, polemik-polemik di atas berkembang<br />

jauh melampaui masalah nasionalisme. Polemik-polemik itu menyentuh<br />

masalah yang lebih penting, yakni: hubungan politik<br />

antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara. Dalam periode ini, tidaklah berlebihan<br />

jika dikatakan bahwa tidak ada tokoh yang begitu sering terlibat<br />

dalam berbagai perdebatan kecuali Soekarno <strong>dan</strong> Natsir.<br />

Dari tulisan-tulisan awalnya mengenai <strong>Islam</strong>, yang diterbitkan<br />

dalam jurnal Pandji <strong>Islam</strong> yang berbasis di Me<strong>dan</strong> pada 1940,<br />

kita tahu bahwa Soekarno pada dasarnya mendukung pemisahan<br />

<strong>Islam</strong> dari negara. 49 Meskipun demikian, ia tidak menyatakan<br />

bahwa sama sekali tidak boleh ada hubungan apa pun antara kedua<br />

wilayah religio-politik ini. Dapat dipastikan, ia tegas menentang<br />

gagasan mengenai hubungan formal-legal antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong><br />

negara, khususnya dalam sebuah negara yang tidak semua penduduknya<br />

menganut agama <strong>Islam</strong>. Baginya, model hubungan semacam<br />

itu hanya akan menimbulkan perasaan didiskriminasikan,<br />

khususnya dalam pan<strong>dan</strong>gan masyarakat-masyarakat non-Muslim<br />

di negara tersebut. Dalam esainya berjudul “Saya Kurang Dinamis,”<br />

ia menulis:<br />

Maka realitet itu menunjukkanlah kepada kita bahwa asas persatuan<br />

agama <strong>dan</strong> negara itu bagi penduduknya yang tidak bulat 100-% se-<br />

48 Deliar Noer, The Modernist Muslim Movement in Indonesia, h. 246.<br />

49 Di antara tulisan-tulisannya, yang termasuk relevan adalah: “Memudakan Pengertian<br />

<strong>Islam</strong>”; “Apa Sebab Turki Memisah Agama dari <strong>Negara</strong>?”; “Saya Kurang<br />

Dinamis”; “Masyarakat Onta <strong>dan</strong> Masyarakat Kapal Udara”; “<strong>Islam</strong> Sontolojo”. Dicetak<br />

ulang dalam Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi, Vol. I, Jakarta: Panitia Penerbitan<br />

Dibawah Bendera Revolusi, 1964, hh. 369-500.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!