14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

kaitan. 150 Karenanya, mereka menolak gagasan Pancasila sebagai<br />

dasar negara. Untuk menyuarakan penolakan tersebut, Mohammad<br />

Natsir menyatakan:<br />

Bagi kami, Pancasila sebagai dasar filsafat negara itu tidak jelas <strong>dan</strong> tidak<br />

menyatakan apa-apa kepada jiwa masyarakat Muslim yang sudah<br />

memiliki ideologi yang pasti, jelas <strong>dan</strong> lengkap, sesuatu yang terpancar<br />

dalam lubuk hati rakyat Indonesia sebagai ilham yang hidup <strong>dan</strong><br />

sumber kekuatan, yakni <strong>Islam</strong>. Bagi kaum Muslim, mengganti <strong>Islam</strong><br />

dengan Pancasila sama saja artinya dengan lompat dari bumi yang kokoh<br />

ini ke ruang hampa, ke dalam suatu kekosongan. 151<br />

Tanggapan para pendukung Pancasila tidak kurang antagonisnya.<br />

Sejalan dengan cara penalaran mereka yang lebih awal, tokoh-tokoh<br />

seperti Roeslan Abdulgani, seorang Muslim dengan orientasi ideologis-politis<br />

nasionalis, menolak pan<strong>dan</strong>gan bahwa Pancasila merupakan<br />

konsep yang netral, apalagi ideologi sekular. Kenyataan bahwa<br />

Pancasila mengandung sila seperti “Ketuhanan Yang Maha Esa,” <strong>dan</strong><br />

bahwa negara terdiri dari ba<strong>dan</strong>-ba<strong>dan</strong> yang mengurus masalah-masalah<br />

yang berhubungan dengan agama (yakni Departemen Agama)<br />

merupakan indikasi kuat bahwa Indonesia tidak didasarkan kepada<br />

ideologi sekular. Yang lebih penting lagi, ia percaya bahwa<br />

150 Lihat Tentang Dasar <strong>Negara</strong> Republik Indonesia Dalam Konstituante, Volume<br />

I, hh. 113-129 <strong>dan</strong> 365. Lihat juga Mohammad Natsir, <strong>Islam</strong> sebagai dasar <strong>Negara</strong>,<br />

Bandung: Pimpinan Fraksi Masyumi dalam Konstituante, 1957.<br />

151 Tentang Dasar <strong>Negara</strong> Republik Indonesia Dalam Konstituante, Volume III,<br />

Bandung: tanpa nama penerbit, 1958. Dikutip dari Herbert Feith and Lance Castles<br />

(eds.), Indonesian Political Thinking 1945-1965, Ithaca and London: Cornell University<br />

Press, 1970, h. 219.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!