14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

baru sepanjang empat dekade belakangan ini saja. Perkembangan<br />

yang terlambat ini sekaligus menunjukkan bahwa upaya-upaya<br />

teoretis di sekitarnya tidak memuat khazanah teoretis sekaya<br />

<strong>dan</strong> seberagam seperti yang ditemukan di berbagai wilayah <strong>Islam</strong><br />

lain, misalnya Timur Tengah. Ini terutama benar sehubungan<br />

dengan tema-tema umum yang dikembangkan dalam teori-teori<br />

yang akan dibahas dalam bab ini. Kenyataan yang menonjol di<br />

sini adalah: hampir semua upaya teoretis untuk memahami <strong>Islam</strong><br />

politik di Indonesia didasarkan kepada kisah mengenai kekalahankekalahan<br />

politik <strong>Islam</strong> secara formal.<br />

Butir menonjol lainnya yang mencirikan upaya-upaya teoretis<br />

mengenai politik <strong>Islam</strong> di Indonesia, seperti yang akan tampak<br />

lebih jelas pada pembahasan di bawah, adalah bahwa upaya-upaya<br />

teoretis itu berkembang menjadi kurang normatif dibandingkan<br />

dengan upaya-upaya serupa di jantung wilayah <strong>Islam</strong>, baik pada<br />

periode klasik maupun modern. Untuk alasan-alasan yang sebagian<br />

besarnya belum terungkap jelas, teori mengenai <strong>Islam</strong> politik<br />

di Indonesia secara substantif dibangun di atas landasan-landasan<br />

empirik di mana perjumpaan politik antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> politik di<br />

kepulauan ini berlangsung.<br />

Terlepas dari awal dimulainya yang belum lama itu, dapat<br />

dikemukakan bahwa, selama empat dekade upaya-upaya teoretis<br />

di atas, sedikitnya terdapat lima pendekatan teoretis dominan<br />

yang pengaruhnya, hingga tingkat tertentu, masih terasa dewasa<br />

ini. Kelima paradigma tersebut adalah: (1) teori “dekonfessionalisasi”<br />

<strong>Islam</strong>, (2) teori domestikasi <strong>Islam</strong>, (3) teori pengelompokan<br />

mazhab atau aliran, (4) perspektif trikotomi, <strong>dan</strong> (5) teori <strong>Islam</strong><br />

kultural.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!