14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Rahman, terletak persoalan yang sebenarnya. 20 Ada sejumlah faktor<br />

yang mempengaruhi <strong>dan</strong> membentuk hasil pemahaman kaum<br />

Muslim terhadap Syarî‘ah. Situasi sosiologis, kultural, <strong>dan</strong> intelektual,<br />

atau apa yang disebut Arkoun sebagai “estetika penerimaan”<br />

(aesthetics of reception), sangat berpengaruh dalam menentukan<br />

bentuk <strong>dan</strong> isi pemahaman. 21 Kecenderungan intelektual yang<br />

berbeda—apakah motifnya untuk mengetahui makna doktrin<br />

yang sebenarnya, yang secara literer terekspresi-kan dalam teks,<br />

atau untuk mengetahui prinsip-prinsip umum dari suatu doktrin,<br />

di luar ekspresi literer <strong>dan</strong> tekstualnya 22 —dalam upaya untuk memahami<br />

Syarî‘ah dapat berujung pada pemahaman yang berbeda<br />

mengenai suatu doktrin. Karenanya, kendatipun setiap Muslim<br />

menerima prinsip-prinsip umum yang tertuang dalam Syarî‘ah,<br />

pemahaman mereka tentang ajaran <strong>Islam</strong> diwarnai perbedaanperbedaan.<br />

Munculnya berbagai mazhab fiqih, teologi, <strong>dan</strong> filsafat<br />

<strong>Islam</strong>, misalnya, menunjukkan bahwa ajaran-ajaran <strong>Islam</strong> itu<br />

20 Fazlur Rahman, <strong>Islam</strong>, h. 101.<br />

21 Dalam kritik-kritiknya, Arkoun mengatakan bahwa selama ini perhatian<br />

begitu besar dicurahkan untuk memperlakukan teks al-Qur’ân sebagai dokumen<br />

untuk digunakan oleh para sejarawan. Karena begitu, orang-orang <strong>Islam</strong> pada<br />

umumnya mengabaikan unsur-unsur aesthetic reception, yakni “bagaimana sebuah<br />

diskursus—terucap maupun tertulis—diterima oleh pendengar atau pembaca.”<br />

Soal ini “merujuk pada kondisi persepsi masing-masing budaya, atau, lebih tepatnya,<br />

masing-masing tingkatan budaya yang berhubungan dengan masing-masing<br />

kelompok sosial pada setiap fase perkembangan sejarah.” Lihat, “The Concept of<br />

Authority in <strong>Islam</strong>ic Thought,” h. 58.<br />

22 Konsep semacam ini juga telah dikembangkan oleh sejumlah ilmuwan sosial<br />

lain. Catatan pengantar yang memuaskan mengenai masalah ini disajikan oleh<br />

Michael T. Gibbons dalam karyanya Interpreting Politics, New York: New York<br />

University Press, 1987, hh. 1-31.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!