14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Dalam hubungan ini, setidak-tidaknya terdapat dua hal yang<br />

perlu didiskusikan. Pada satu sisi, fenomena ini telah memainkan<br />

peran penting dalam menyemarakkan pengembangan infrastruktur<br />

keagamaan <strong>Islam</strong> sepanjang periode Orde Baru, khususnya<br />

yang dimulai oleh birokrasi negara. 42 Sementara itu, pada tingkat<br />

yang lebih dalam, fenomena ini telah menumbuhkan atmosfir<br />

politik yang turut mengkondisikan para elite birokrasi negara<br />

untuk menerapkan apa yang oleh M. Amien Rais disebut sebagai<br />

“perlakuan sebaliknya” dalam hal hubungan mereka dengan<br />

<strong>Islam</strong> politik. Yang dimaksud Amien Rais itu tentu saja adalah,<br />

sebagaimana makin tampak menonjol belakangan ini, diterapkannya<br />

sejumlah kebijakan yang dipan<strong>dan</strong>g menyokong kepentingan<br />

kaum Muslim Indonesia pada umumnya. 43<br />

42 Ini terutama ditandai oleh pembangunan masjid-masjid, lembaga-lembaga<br />

pendidikan <strong>Islam</strong>, <strong>dan</strong> aktivitas-aktivitas dakwah yang disponsori oleh negara. Yang<br />

lebih menarik, sejak dekade 1980-an hampir seluruh kantor departemen memiliki<br />

masjid atau mushalla sendiri. Sejalan dengan itu, aparat-aparat birokrasi yang Muslim<br />

juga makin lama makin merasa tidak tertekan keislamannya. Ini dalam pengertian<br />

bahwa mereka tidak canggung lagi menunjukkan keberagamaan mereka di depan<br />

publik, baik dalam konteks ritual maupun sosial-politik. Wawancara dengan Sulastomo<br />

di Jakarta, 10 September 1991. Lihat juga “Sebuah Massa yang Berubah, sebuah<br />

Agama yang Ramah,” Tempo, 14 Juni 1986, hh. 56-60; <strong>dan</strong> “Ratusan Masjid,<br />

Seribu Dai,” Tempo, 6 Juli 1991, h. 29.<br />

43 Indikasi-indikasi paling penting dari fenomena ini adalah makin sedikitnya<br />

jumlah kebijakan negara yang dipan<strong>dan</strong>g bertentangan dengan ajaran-ajaran <strong>Islam</strong>.<br />

Kasus paling akhir yang menunjukkan hal ini adalah dilarangnya Sumbangan Dana<br />

Sosial Berhadiah (SDSB), yang sudah lama membuat marah tidak saja kaum Muslim,<br />

melainkan juga umat agama-agama lain. Fenomena itu juga ditunjukkan oleh<br />

makin meningkatnya kecenderungan negara untuk mengakomodasi kepentingankepentingan<br />

sosial-politik <strong>Islam</strong>. Ini, antara lain, termasuk pembentukan ICMI <strong>dan</strong><br />

BMI; makin dikukuhkannya posisi peradilan <strong>Islam</strong> untuk mengatasi masalah-masalah<br />

perkawinan, perceraian <strong>dan</strong> rujuk, <strong>dan</strong> lain sebagainya. Lihat, antara lain, “Sujud<br />

Syukur, Semoga Mabrur,” Tempo, 6 Juli 1991, hh. 26-28.<br />

0 — <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!