14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Namun demikian, tidak sebagaimana perdebatan-perdebatan<br />

sebelumnya yang pada pokoknya menyoroti tema-tema umum<br />

mengenai hubungan ideologis <strong>dan</strong> politis antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara,<br />

dalam berbagai pertemuan Dewan Penasihat <strong>dan</strong> BPUP-<br />

KI, pembahasan yang berlangsung juga meliputi wilayah-wilayah<br />

mendetail yang dipan<strong>dan</strong>g relevan dengan pembentukan baik<br />

negara <strong>Islam</strong> maupun negara-bangsa kesatuan yang sudah di-"dekonfessionalisasi”.<br />

Ini mencakup perdebatan-perdebatan mengenai<br />

dasar ideologis <strong>dan</strong> konstitusional negara; apakah presiden harus<br />

seorang Muslim atau tidak; apakah <strong>Islam</strong> harus menjadi agama<br />

negara atau tidak; keharusan memiliki aparat-aparat <strong>dan</strong> ba<strong>dan</strong>ba<strong>dan</strong><br />

negara yang relevan untuk penerapan hukum <strong>Islam</strong>; <strong>dan</strong><br />

mengenai kemungkinan hari Jumat dijadikan hari libur nasional.<br />

Tidak ada yang sepenuhnya khas dalam seluruh perkembangan<br />

ini, kecuali kenyataan bahwa para elite politik tersebut—baik dari<br />

kelompok <strong>Islam</strong> maupun kelompok nasionalis—pada tahap ini<br />

mulai merasakan betapa kemerdekaan Indonesia itu benar-benar<br />

merupakan sesuatu yang sangat mungkin. 81<br />

Dalam berbagai pertemuan Dewan Penasihat, yang diketuai<br />

oleh Abikusno Tjokrosujoso <strong>dan</strong> A. Wachid Hasjim, sejak Februari<br />

hingga April 1945, kelompok <strong>Islam</strong> memperbarui kembali<br />

kiprah politik mereka dengan berupaya memperkokoh posisi peradilan<br />

agama. Mengikuti model penalaran sebelumnya, kelompok<br />

nasionalis menolak gagasan mendirikan peradilan <strong>Islam</strong> jika<br />

kemerdekaan Indonesia sudah tercapai. Bagi Sartono, tidak ada<br />

kebutuhan untuk mendirikan peradilan agama <strong>Islam</strong>, karena masalah-masalah<br />

kenegaraan harus dipisahkan dari masalah-masalah<br />

keagamaan. Dalam pan<strong>dan</strong>gannya, “cukuplah jika semua masa-<br />

81 Lihat Daniel S. Lev, <strong>Islam</strong>ic Courts in Indonesia, hh. 34-41.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!