14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

dapat yang dipan<strong>dan</strong>g menghina Nabi Muhammad oleh banyak<br />

kaum Muslim, <strong>dan</strong> hubungannya yang relatif dekat dengan kelompok-kelompok<br />

Kristen). 126 Dengan demikian, mereka hanya<br />

menekankan berbagai perbedaan antara para pembela <strong>dan</strong> para<br />

pengritik politik akomodasi, <strong>dan</strong> tidak menjelaskan inti persoalan<br />

yang sesungguhnya. 127 Karena itu, penting bagi kita untuk melihat<br />

faktor-faktor yang lain. Dan salah satu caranya adalah dengan<br />

menekankan analisis terhadap diskursus politik akomodasionisme,<br />

baik dalam hal prosesnya maupun cara komunitas Muslim bereaksi<br />

terhadapnya.<br />

Kenyataan bahwa idealisme <strong>dan</strong> aktivisme <strong>Islam</strong> politik telah<br />

berubah (yakni dari formalisme-legal menjadi substansialisme) <strong>dan</strong><br />

bahwa negara telah menanggapinya secara positif tidak otomatis<br />

menjadikan konstruk (atau format) hubungan politik antara <strong>Islam</strong><br />

<strong>dan</strong> negara transparan. Terlepas dari a<strong>dan</strong>ya tanda-tanda saling<br />

pengaruh religio-politik antara keduanya yang menggembirakan,<br />

sejauh ini tidak terdapat model (formula) yang jelas mengenai<br />

bagaimana <strong>Islam</strong> (juga agama-agama lain yang ada) <strong>dan</strong> negara<br />

Indonesia harus berinterkasi secara sehat. Karena itu, kecurigaan<br />

Abdurrahman Wahid bahwa hubungan itu akan mengarah kepada<br />

sektarianisme <strong>dan</strong> eksklusifisme cukup masuk akal.<br />

Satu alasan yang mungkin dapat menjelaskan tidak a<strong>dan</strong>ya<br />

formula atau model yang jelas itu adalah: proses pembentukan<br />

hubungan politik yang mesra antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara itu ber-<br />

126 Lihat, sekadar contoh, “Charismatic Enigma,” Far Eastern Economic Review,<br />

12 November 1992, hh. 34-36.<br />

127 Lihat, “Selama Ada NU, Gus Dur Sektarian juga,” Detik, 2 November 1992,<br />

h. 9; Bachrun Martosukarto, “<strong>Negara</strong> Versi Abdurrahman Wahid Versus Pancasila,”<br />

Media Dakwah, Oktober 1993, hh. 70-71; Ridwan Saidi, “Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g untuk<br />

siapa?” Risalah, Juni 1991, h. 66.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!