14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara, <strong>dan</strong> 2) relaksasi <strong>dan</strong> liberalisasi politik<br />

yang muncul akibat kejatuhan Soeharto.<br />

Mengingat pembahasan dalam bab-bab terdahulu, tidak keliru<br />

jika dikatakan bahwa menemukan tempat yang tepat bagi <strong>Islam</strong>—<br />

atau agama apapun—dalam perkembangan sosial-budaya, ekonomi<br />

<strong>dan</strong> politik Indonesia adalah hal yang paling pokok dalam keseluruhan<br />

konstruk hubungan antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara. Generasi terdahulu<br />

para pemikir <strong>dan</strong> aktivis politik <strong>Islam</strong> berpan<strong>dan</strong>gan bahwa <strong>Islam</strong> seharusnya<br />

berfungsi sebagai dasar konsitutisi <strong>dan</strong> hukum negara. Namun,<br />

tidak semua Muslim setuju dengan gagasan untuk mengaitkan<br />

<strong>Islam</strong> secara organik dengan negara. Sebaliknya, mereka mengusulkan<br />

gagasan tentang sebuah negara yang telah terdekonfessionalisasi<br />

(a deconfessionalized state) berdasarkan ideologi Pancasila. Hal ini<br />

menjadikan Indonesia bukan sebagai negara <strong>Islam</strong> ataupun negara<br />

sekular, melainkan sebuah negara religius, dalam arti bahwa negara<br />

memungkinkan <strong>dan</strong> membantu warganya untuk menjalankan<br />

kewajiban-kewajiban agama mereka.<br />

Ide tentang sebuah negara yang terdekonfessionalisasi mungkin<br />

merupakan sebuah kompromi yang tepat antara kelompok religius<br />

<strong>dan</strong> kelompok nasionalis. Akan tetapi, melihat cara bagaimana<br />

Pancasila <strong>dan</strong> UUD 1945 dirumuskan, diperkenalkan, diperdebatkan,<br />

<strong>dan</strong> pada akhirnya diterima sebagai dua landasan legal<br />

terpenting negara, muncul kesan bahwa penerimaan tersebut masih<br />

bersifat sementara (temporer). Paling tidak, penerimaan itu tidak dilandasi<br />

atas kompromi yang sejati karena tekanan <strong>dan</strong> fait accompli<br />

mewarnai situasi rapat-rapat panitia konstitusi. Dalam hal ini, seperti<br />

ditunjukkan oleh catatan-catatan si<strong>dan</strong>g BPUPKI, Soekarno<br />

berkali-kali meminta para anggota panitia tersebut, khususnya<br />

yang berasal dari kelompok <strong>Islam</strong>, untuk segera menerima Panca-<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!