14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

wat jaringan itu, upaya-upaya lebih jauh untuk mensosialisasikan<br />

<strong>dan</strong> merealisasikan agenda-agenda sosial-politik <strong>Islam</strong> menjadi lebih<br />

mudah dilakukan. 25<br />

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, pada awal<br />

1980-an, banyak pendukung intelektualisme <strong>Islam</strong> baru mulai<br />

mempenetrasi kepemimpinan nasional <strong>dan</strong> regional Muhammadiyah,<br />

NU, <strong>dan</strong> MUI. 26 Itu dilakukan terutama untuk mengambil<br />

peran aktif dalam upaya-upaya mengarahkan kembali aksiaksi<br />

organisasi-organisasi tersebut. Lebih khusus lagi, kehadiran<br />

mereka menawarkan gagasan-gagasan baru <strong>dan</strong> segar yang terkait<br />

dengan usaha organisasi-organisasi tersebut untuk mengatasi barbagai<br />

persoalan yang dihadapi umat <strong>Islam</strong> khususnya <strong>dan</strong> bangsa<br />

Indonesia pada umumnya. Dengan restu <strong>dan</strong> dukungan beberapa<br />

pemimpin utamanya, seperti A.R. Fakhruddin (Muhammadiyah),<br />

Achmad Siddiq (NU), <strong>dan</strong> Hasan Basri (MUI), mereka mampu<br />

membujuk pemuka organsiasi-organisasi itu untuk menerima beberapa<br />

gagasan mereka yang berorientasi makro. Dengan begitu,<br />

Muhammadiyah, NU, <strong>dan</strong> MUI menjadi kelompok kepentingan<br />

<strong>dan</strong> kelompok penekan yang penting.<br />

Di NU, Abdurrahman Wahid, yang terpilih sebagai Ketua<br />

Umum pada 1984 menggantikan posisi yang telah lama dijabat oleh<br />

25 Untuk paparan umum mengenai posisi penting ulama <strong>dan</strong> kyai, lihat Zamakhsyari<br />

Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pan<strong>dan</strong>gan Hidup Kyai, Jakarta:<br />

LP3ES, 1981. Mengenai posisi strategis jaringan ulama ini, lihat M. Dawam Rahardjo,<br />

“Lembaga Keulamaan,” makalah tidak diterbitan, tanpa tanggal. Untuk perbandingan,<br />

lihat juga Taufik Abdullah, “Pola Kepemimpinan <strong>Islam</strong> di Indonesia,”<br />

dalam kumpulan tulisannya <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia, Jakarta:<br />

LP3ES, 1987, hh. 54-87.<br />

26 Untuk menyebut sejumlah nama: Abdurrahman Wahid di NU; M. Amien<br />

Rais, Watik Pratiknya, Kuntowijoyo, Yahya Muhaimin, Ahmad Syafii Maarif di Muhammadiyah;<br />

Quraish Shihab, Adi Sasono <strong>dan</strong> M. Amin Aziz di MUI.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!