14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Sementara itu, Golkar tetap bebas dari masalah-masalah politik<br />

semacam itu. Meskipun ada beberapa perselisihan internal di antara<br />

kelompok-kelompok pendukungnya, khususnya antara kelompok<br />

militer <strong>dan</strong> kelompok birokrat, Golkar tetap merupakan organisasi<br />

politik yang paling aktif menghimpun <strong>dan</strong> mengartikulasikan kepentingan<br />

para pendukung politiknya di Indonesia. 53 Bagi banyak<br />

Muslim, daya tarik Golkar sebagai kendaraan politik tampaknya<br />

bersandar pada beberapa situasi nyata.<br />

Pertama, sejauh ini Golkar adalah organisasi politik terbesar<br />

<strong>dan</strong> terkuat di Indonesia. Jika dilihat dari hasil akhir beberapa<br />

pemilihan umum, posisi dominan Golkar pada masa Orde Baru<br />

di parlemen telah ditunjukkan lewat kemenangan mutlaknya lima<br />

kali berturut-turut. 54 Namun demikian, sebagai partai pemerintah,<br />

jaring-jaring politik Golkar memang terbukti melampaui ba<strong>dan</strong>-ba<strong>dan</strong><br />

legislatif saja. Diduga bahwa jaringan politiknya menjangkau<br />

setiap lembaga negara yang ada. Bahkan bisa dikatakan<br />

bahwa seluruh aparat negara, mulai dari Presiden Soeharto <strong>dan</strong><br />

banyak menteri kabinetnya yang menduduki posisi dewan penasihat<br />

Golkar, adalah anggota organisasi politik ini. Dengan daya<br />

tarik sumberdaya semacam ini, adalah niscaya bagi umat <strong>Islam</strong><br />

untuk memanfaatkan dukungan Golkar guna menjamin realisasi<br />

kepentingan mereka.<br />

53 Mengenai asal-usul <strong>dan</strong> perkembangan Golkar, lihat David Reeve, Golkar of<br />

Indonesia: An Alternative to the Party System, Singapore: Oxford University Press,<br />

1985. Lihat juga Leo Suryadinata, Military Ascen<strong>dan</strong>cy and Political Culture.<br />

54 Berturut-turut 62,80% (1971), 62,11% (1977), 64,34% (1982), 73,16%<br />

(1987) <strong>dan</strong> 68% (1992). Kecuali mengenai perolehan suara dalam pemilihan umum<br />

1992, seluruh angka di atas diambil dari Leo Suryadinata, Military Ascen<strong>dan</strong>cy and<br />

Political Culture, hh. 159-160. Angka pengecualian itu diambil dari Tempo, 20 Juni<br />

1992, hh. 21-31.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!