14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

dak berkurang. Sebaliknya, malah makin menguat. Secara umum, ini<br />

ditunjukkan oleh proses seleksi baru [terhadap calon-calon anggota<br />

parlemen pada 1992] lewat apa yang dikenal dengan sebutan Litsus<br />

(Penelitian Khusus). 117<br />

Deliar benar ketika menunjukkan watak rezim Orde Baru yang<br />

tidak inklusif <strong>dan</strong> ingin menyingkirkan lawan-lawan politiknya.<br />

Namun demikian, dengan mengemukakan hal itu, ia sebenarnya<br />

beroperasi dalam wilayah analisis yang berbeda, yang tampaknya<br />

tidak mempertimbangkan permusuhan politik antara <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong><br />

negara sebagai sebuah masalah khusus yang dihadapi pihak-pihak<br />

yang terlibat (yaitu <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> negara). Melainkan, meskipun<br />

mengakui corak “apologetis” idealisme <strong>dan</strong> aktivisme pemikir <strong>dan</strong><br />

aktivis politik <strong>Islam</strong> awal, 118 ia lebih cenderung melihat manuver<br />

rezim untuk menghambat perkembangan <strong>Islam</strong> politik bukan sebagai<br />

tanggapan terhadap kecenderungan formalistik <strong>dan</strong> legalistik<br />

pemikiran <strong>dan</strong> aksi politik <strong>Islam</strong>, tetapi hanya merupakan bagian<br />

dari agenda depolitisasinya.<br />

Karena sudut analisis yang digunakan dalam pengamatan Deliar<br />

memang berbeda dari apa yang ingin dilihat dalam studi ini,<br />

maka rasanya tidak perlu lagi bagi kita untuk lebih jauh melihat<br />

sejauh mana kebenaran sudut pan<strong>dan</strong>gnya itu. Namun demikian,<br />

analisis itu berharga untuk dikemukakan, karena analisis itu<br />

memperpanjang daftar peringatan terhadap euforia banyak kaum<br />

Muslim sebelumnya yang berlebihan. Di samping itu, analisis itu<br />

juga merupakan catatan penting yang mengingat-kan bahwa upa-<br />

117 Wawancara dengan Deliar Noer di Jakarta, 11 September 1991.<br />

118 Ini terutama benar sehubungan dengan penilaiannya atas karya-karya politik<br />

Mohammad Natsir sebelum Indonesia merdeka. Lihat Deliar Noer, The Modernist<br />

Muslim Movement in Indonesia 1900-1942, Oxford, New York and Jakarta: Oxford<br />

University Press, 1978, h. 323.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!