14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

ekspresi seperti itu didorong oleh niat yang tulus, tidak dapat dipungkiri<br />

bahwa semuanya itu kurang dipikirkan secara matang<br />

<strong>dan</strong> pada kenyataannya lebih banyak bersifat apologetik. 17 Gagasan-gagasan<br />

pokok mereka, seperti dikemukakan Mohammed Arkoun,<br />

“tetap terpenjara oleh citra kedaerahan <strong>dan</strong> etnografis, terbelenggu<br />

oleh pendapat-pendapat klasik yang dirumuskan secara<br />

tidak memadai dalam bentuk slogan-slogan ideologis kontemporer.”<br />

Lebih lanjut, “artikulasi mereka masih tetap didominasi oleh<br />

kebutuhan ideologis untuk melegitimasi rezim-rezim masyarakat<br />

<strong>Islam</strong> dewasa ini.” 18<br />

Pan<strong>dan</strong>gan holistik terhadap <strong>Islam</strong> sebagaimana diungkapkan<br />

di atas mempunyai beberapa implikasi. Salah satu di antaranya,<br />

pan<strong>dan</strong>gan itu telah mendorong lahirnya sebuah kecenderungan<br />

untuk memahami <strong>Islam</strong> dalam pengertiannya yang “literal”, yang<br />

hanya menekankan dimensi “luar” (exterior)-nya. Dan kecenderungan<br />

seperti ini telah dikembangkan sedemikian jauh sehingga<br />

pan<strong>dan</strong>gan-pan<strong>dan</strong>gan keislaman yang bersifat konservatif, sebab mereka tidak<br />

mempunyai akses kepada modernitas pemikiran! Kita juga tahu bahwa mereka<br />

yang belajar ilmu-ilmu teknik cenderung untuk mendukung gerakan fundamentalisme:<br />

mereka tidak mempunyai kesadaran akan pan<strong>dan</strong>gan-pan<strong>dan</strong>gan kritis<br />

yang berkembang di bi<strong>dan</strong>g ilmu humaniora <strong>dan</strong> sosial, khususnya sejarah.”<br />

Lihat tulisannya, “The Concept of Authority in <strong>Islam</strong>ic Thought,” Klauss Ferdinand<br />

and Mehdi Mozaffari (eds.), <strong>Islam</strong>: State and Society, London: Curzon<br />

Press, 1988, hh. 70-71.<br />

17 Kritik umum atas kecenderungan semacam ini juga dibahas dalam Fazlur<br />

Rahman, <strong>Islam</strong> and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition, Chicago<br />

<strong>dan</strong> London: University of Chicago Press, 1982. Lihat juga tulisannya, “Roots of<br />

<strong>Islam</strong>ic Neo-Fundamentalism,” Philip H. Stoddard, David C, Cuthell, and Margaret<br />

W. Sullivan (eds.), Change and the Muslim World, Syracuse: Syracuse University<br />

Press, 1981, hh. 23-35.<br />

18 Mohammed Arkoun, “The Concept of Authority in <strong>Islam</strong>ic Thought,” hh.<br />

72-73 <strong>dan</strong> 53.<br />

— <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong> <strong>Negara</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!