14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

Situasi perpecahan dalam tubuh SI ini, yang sudah mulai<br />

berlangsung pada pertengahan 1920-an, menjadikan organisasi<br />

tersebut kurang menarik bagi sejumlah intelektual yang lebih<br />

muda <strong>dan</strong> dididik di Barat. Salah satu di antara mereka adalah<br />

Soekarno, anak didik Tjokroaminoto sendiri, yang memutuskan<br />

untuk membentuk organisasi politik sendiri—Partai Nasional Indonesia<br />

(PNI)—pada 1927 <strong>dan</strong> mengembangkan pan<strong>dan</strong>gan-dunia<br />

ideologis-politis yang berbeda. Sebagaimana organisasi-organisasi<br />

nasionalis lainnya, tujuan PNI adalah “menyempurnakan<br />

kemerdekaan Indonesia, baik ekonomi maupun politik, dengan<br />

pemerintahan yang dipilih oleh <strong>dan</strong> bertanggungjawab kepada<br />

seluruh rakyat Indonesia.” 30 Didorong oleh gagasan mengenai kesatuan<br />

seluruh rakyat Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan,<br />

partai ini mendasarkan kiprah nasionalisnya kepada paham<br />

ideologis kebangsaan (nasionalisme). Meski seorang Muslim, “Soekarno<br />

berkali-kali menegaskan bahwa partai tersebut tidak boleh<br />

mendasarkan diri kepada ideologi <strong>Islam</strong>.” Baginya, inilah pilihan<br />

terbaik “baik demi kemerdekaan maupun demi masa depan rakyat<br />

Indonesia yang Kristen maupun Muslim.” 31<br />

Sejak 1930-an <strong>dan</strong> selanjutnya, kelompok ini—bersama sejumlah<br />

intelektual-aktivis didikan Barat lain yang baru kembali<br />

dari Belanda (terutama Sjahrir <strong>dan</strong> Mohammad Hatta)—membentuk<br />

cikal-bakal gerakan nasionalis di Indonesia. Dengan paham<br />

kebangsaan (nasionalisme) sebagai kekuatan utama mereka,<br />

mereka mendominasi <strong>dan</strong> mengarahkan derap gerakan nasionalis<br />

Indonesia menuju kemerdekaan. Dan ketika cita-cita kemerdekaan<br />

itu tercapai, gerakan nasionalis ini, dalam kadar yang lebih<br />

30 George Mc.T. Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia, h. 90.<br />

31 George Mc.T. Kahin, Nationalism and Revolution in Indonesia, h. 90.<br />

— Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!