14.01.2013 Views

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

Islam dan Negara - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

D e m o c r a c y P r o j e c t<br />

akan mengancam kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan <strong>dan</strong> politik<br />

mereka. Meskipun demikian, dalam pan<strong>dan</strong>gan mereka, kerangka<br />

konstitusional semacam itu akan mengakibatkan diambilnya<br />

langkah-langkah yang diskriminatif. 96<br />

Karena itu, seperti Sisyphus, para pendiri republik ini dipaksa<br />

untuk kembali melakukan tugas melelahkan dalam rangka<br />

memodifikasi dasar ideologis <strong>dan</strong> konstitusional negara. Dalam<br />

upaya ini, Hatta menyarankan agar dibuat penyesuaian-penyesuaian<br />

tertentu untuk menjamin kesatuan negara nasional Indonesia.<br />

Dan karena didorong oleh desakan Hatta, kelompok <strong>Islam</strong><br />

(diwakili oleh Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasjim, Kasman<br />

Singodimejo, <strong>dan</strong> Teuku Mohammad Hassan), bersepakat untuk<br />

menghapus unsur-unsur legalistik/formalistik <strong>Islam</strong>, terutama pencabutan<br />

“butir-butir mengenai <strong>Islam</strong> sebagai agama resmi negara,<br />

persyaratan bahwa presiden harus seorang Muslim <strong>dan</strong> ‘kewajiban<br />

menjalankan syari’at <strong>Islam</strong> bagi pemeluk-pemeluknya’...” 97 Sementara<br />

itu, kebalikannya, unsur teologi monoteistik dimasukkan ke<br />

dalam sila pertama dalam Pancasila. Dengan demikian, sila pertama<br />

berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa.”<br />

Ada sejumlah dugaan mengenai mengapa para pemimpin kelompok<br />

<strong>Islam</strong> bisa segera menerima penghapusan Piagam Jakarta—<br />

sebuah modus vivendi konstitusional yang untuk mendapatkannya<br />

mereka harus berjuang tanpa lelah di PPKI. Pertama,<br />

dimasukkannya kata-kata “Yang Maha Esa” dapat dilihat sebagai<br />

96 Deliar Noer, Partai <strong>Islam</strong> di Pentas Nasional 1945-1965, Jakarta: Pustaka Utama<br />

Grafiti, 1987, h. 40. Lihat juga, Mohammad Hatta, Sekitar Proklamasi, Jakarta:<br />

Tintamas, 1969, hh. 57-59.<br />

97 B.J. Boland, The Struggle of <strong>Islam</strong> in Modern Indonesia, h. 36. Lihat juga En<strong>dan</strong>g<br />

Saifuddin Anshari, The Jakarta Charter 1945, h. 30; Deliar Noer, Partai <strong>Islam</strong><br />

di Pentas Nasional, hh. 40-41.<br />

0 — Bahtiar Effendy

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!