21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

mengatasi rasa takut terhadap seseorang yang angkuh, pengocehan dan lalim, yang kalau<br />

tidak bisa dikalahkan dengan bahasa yang sombong dan meninggi.” —Martyn, “The Life<br />

and Times of Luther” him. 271, 272. Pada wawancara berikutnya, Luther menyatakan<br />

pandangannya dengan jelas, singkat dan berbobot, yang didukung sepenuhnya dengan<br />

kutipankutipan dari Alkitab. Setelah membacakan tulisannya dengan nyaring, Luther<br />

menyerahkannya kepada kardinal, utusan paus itu. Namun utusan paus menganggap rendah<br />

tulisan itu dan mengesampingkannya, dan me-ngatakan bahwa tulisan itu adalah kumpulan<br />

dari kata-kata yang tidak berguna dan kutipan-kutipan yang tidak relevan. Luther<br />

tersinggung, benarbenar bangkit dan menghadapi pejabat tinggi gereja, utusan paus yang<br />

nakal itu dengan dasamya sendiri,—tradisi dan ajaran-ajaran gereja—dan berhasil<br />

mengalahkan asumsinya.<br />

Bilamana kardinal, utusan paus, melihat bahwa pendapat Luther itu tidak bisa dijawab,<br />

ia sama sekali tidak dapat lagi mengendalikan dirinya, dan dengan geramnya ia berteriak,<br />

“Menyangkallah! atau saya akan kirim engkau ke Roma, menghadap para hakim yang<br />

ditugaskan menangani masalahmu. Saya akan mengucilkan engkau dengan semua<br />

pengikutmu, dan semua yang pada suatu waktu akan membantumu, dan akan mengusir<br />

mereka keluar dari gereja.” Dan akhirnya ia mengatakan dengan nada sombong dan marah,<br />

“Menyangkallah, atau engkau tidak akan kembali lagi.”—D’Aubigne, b. 4, psl. 8.<br />

Sang Reformis dengan segera meninggalkan tempat itu bersama sahabat-sahabatnya.<br />

Dengan demikian menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan mundur dari ajaran-ajarannya.<br />

Hal ini tidak diduga oleh kardinal. Ia telah menyombongkan diri bahwa dengan kekuasaan<br />

ia membuat Luther menyerah. Sekarang ia ditinggalkan bersama para pendukungnya, saling<br />

melihat satu sama lain dengan sangat kecewa melihat kegagalan yang tidak diharapkan<br />

sebelumnya. Usaha-usaha Luther pada waktu ini bukannya tidak berhasil baik. Para hadirin<br />

di mahkamah itu berkesempatan membandingkan kedua orang itu, dan menilai roh yang<br />

dinyatakan kedua mereka, serta kekuatan dan kebe-naran Dosisi mereka masing-masing.<br />

Sangat bertolak belakang! Reformis itu sederhana, rendah hati, teguh, berdiri dengan<br />

kekuatan Allah, kebenaran berada di pihaknya. Kardinal, utusan paus, merasa diri penting,<br />

bersifat menguasai, sombong, tidak bisa bermusyawarah, tanpa satu argumentasi dari<br />

Alkitab, namun dengan keras berteriak, “Mundur! atau dikirim ke Roma untuk dihukum.”<br />

Meskipun Luther telah memperoleh surat jalan jaminan keselamatan, para penguasa<br />

Roma telah berkomplot untuk menangkapnya dan memenjarakannya. Sahabat-sahabatnya<br />

mengatakan kepada Luther bahwa tidak ada gu-nanya ia tinggal lebih lama di kota itu, ia<br />

harus segera kembali ke Wittenberg, dan ia harus sangat berhati-hati menyembunyikan<br />

maksudnya. Ia meninggalkan Augsburg sebelum fajar menyingsing dengan menunggang<br />

kuda, ditemani oleh seorang penunjuk jalan yang disediakan oleh pejabat kota. Dengan<br />

harap-harap cemas, dengan diam-diam ia menyusuri jalan-jalan kota yang gelap dan sepi.<br />

Musuh-musuhnya, dengan berjaga-jaga dan dengan kejam telah berkomplot untuk<br />

membinasakannya. Apakah ia bisa meloloskan diri dari perangkap yang dipasang baginya?<br />

92

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!