21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

datang untuk menghentikan kegiatan itu, dan orang-orang yang masih percaya kepada<br />

ketakhyulan bangkit menentangnya. ‘Tidak mungkin ini Injil Kristus,” desak para imam,<br />

“karena dengan mengkhotbahkannya tidak membawa damai, melainkan perang “—Wylie, b.<br />

14, psl. 3.<br />

Sebagaimana murid-murid yang mula-mula, bilamana dianiaya di suatu kota ia pergi ke<br />

kota lain. Dari desa ke desa, dari kota ke kota, ia pergi berjalan kaki menahan lapar, dingin<br />

dan keletihan, dan di mana-mana hidupnya terancam bahaya. Ia berkhotbah di pasar-pasar,<br />

di gereja-gereja, kadang-kadang di mimbar katedral. Kadangkadang ia mendapati gereja itu<br />

kosong tanpa pendengar. Suatu waktu khotbahnya diganggu dengan teriakan dan cemoohan.<br />

Untuk kesekian kalinya ia diseret dengan kasar dari mimbar. Lebih dari sekali ia diserang<br />

orang gembel, dan dipukuli hampir mati. Namun, ia terus maju. Walaupun ia sering ditolak,<br />

tetapi dengan tidak mengenal lelah ia datang kembali. Ia melihat kota-kota kecil dan besar<br />

yang menjadi benteng kepausan, satu demi satu membuka pintu gerbangnya bagi kabar Injil.<br />

Gereja kecil, di mana ia pertama sekali bekerja, tidak lama kemudian menerima iman yang<br />

diperbarui itu. Kota-kota Morat dan Neuchatel juga menolak upacaraupacara Romawi, dan<br />

membuangkan patung-patung berhala dari gerejagereja mereka.<br />

Farel sudah sejak lama ingin menanamkan standar Protestan di Geneva. Jika sekiranya<br />

kota ini bisa dimenangkan, kota ini akan menjadi pusat Pembaruan di Perancis, Swiss dan<br />

Italia. Dengan pemikiran ini di benaknya, ia meneruskan pekerjaannya, sehingga banyak<br />

kota dan desa di sekitarnya telah dimenangkan. Kemudian, bersama seorang teman, ia<br />

memasuki kota Geneva. Tetapi hanya dua khotbah yang diizinkan dikhotbahkan. Karena<br />

gagal berusaha menghukumnya melalui penguasa sipil, imam-imam memanggilnya<br />

menghadap majelis rohaniwan. Mereka datang ke majelis itu dengan membawa senjata yang<br />

disembunyikan di balik jubahnya. Mereka bermaksud untuk menghabisi nyawanya. Di luar<br />

gedung, segerombolan rakyat yang mengamuk dengan membawa pemukul dan pedang telah<br />

menanti untuk membunuhnya, jika seandainya ia berhasil melarikan diri dari majelis itu.<br />

Akan tetapi, kehadiran para hakim dan tentara di dalam majelis menyelamatkan nyawanya.<br />

Besoknya pagi-pagi benar ia bersama temannya dituntun melalui danau ke tempat yang<br />

aman. Dengan demikian berakhirlah usahanya yang pertama untuk memberitakan Injil di<br />

Geneva.<br />

Pada usaha berikutnya, dipilih alat yang lebih sederhana—seorang pemuda yang<br />

berpenampilan sederhana, sehingga ia disambut dingin bahkan oleh mereka yang mengaku<br />

sahabat-sahabat pembaruan. Tetapi apalah yang bisa dilakukan oleh orang yang seperti itu,<br />

di mana Farel pun sudah ditolak? Bagaimana mungkin seorang yang kurang berani dan<br />

kurang pengalaman dapat menahan topan di mana seorang yang paling berani dan paling<br />

kuat sekalipun telah terpaksa melarikan diri? “Bukan dengan keperkasaan, dan bukan<br />

dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.’’(Zakaria 4:6).<br />

“Apa yang lemah bagi dunia, dipilih Alah untuk memalukan yang kuat.” “Sebab yang<br />

164

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!