21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

hal-hal jenaka, menerangkan pernikahan kenegaraan sebagai “upacara perzinahan.” — Scott,<br />

Vol. I, Ch. 17.<br />

“Dimana juga Tuhan kita disalibkan.” Nubuatan ini juga digenapi oleh Perancis. Rasa<br />

bermusuhan terhadap Kristus yang dilakukan dengan berani di sini, melebihi dari di negerinegeri<br />

manapaun. Kebenaran menghadapi perlawanan yang lebih pahit dan jahat di sini<br />

lebih dari negara manapun. Dalam penganiayaan yang dilakukan Perancis kepada pengakupengaku<br />

Injil, ia telah menyalibkan Kristus di dalam pribadi murid-murid-Nya.<br />

Dari abad ke abad darah orang-orang saleh telah dicurahkan. Sementara orang-orang<br />

Waldenses menyerahkan nyawanya di pegunungan-pegunungan Piedmont “demi firman<br />

Allah dan demi kesaksian Yesus Kristus,” kesaksian yang sama telah ditanggung oleh<br />

Saudara-saudara mereka orang-orang Albigenses dari Perancis. Pada zaman Pembaharuan,<br />

murid-murid pembaharuan itu telah dibunuh dengan siksaan yang kejam. Raja dan para<br />

bangsawan, para wanita ningrat dan wanita-wanita cantik, kebanggaan dan pahlawanpahlawan<br />

bangsa, telah berpesta pora di atas penderitaan para syuhada Yesus. Orang-orag<br />

Huguenots pemberani, yang berjuang demi hak-hak yang hati nuraninya menganggap suci,<br />

telah mencurahkan darahnya dalam berbagai medan pertempuran berat. Orang-orang<br />

Protestan dianggap sebagai penjahat, binatang liar yang harga per kepala telah ditentukan.<br />

Dan mereka diburu seperti layaknya binatang liar.<br />

“Gereja di Padang Belantara” keturunan orang-orang Kristen kuno yang tidak seberapa<br />

jumlahnya, yang masih bertahan tinggal di Perancis pada abad ke delapan belas, dan juga<br />

bersembunyi di pegunungan sebelah Selatan, masih tetap mengasihi iman leluhur mereka.<br />

Pada waktu mereka mengambil risiko berkumpul pada malam hari di kaki bukit atau di<br />

tanah yang bersemak-semak yang terpencil, mereka dikejar-kejar oleh tentara berkuda, dan<br />

diseret dijadikan budak seumur hidup di dapur kapal-kapal. Orang-orang Perancis yang<br />

termurni, terhalus dan terpintar dirantai, dan disiksa dengan kejam di tengah-tengah<br />

perampok dan pembunuh bayaran.” — Lihat Wylie, b. 22, Ch. 6.<br />

Yang lain diperlakukan dengan lebih berbelas kasihan, ditembak oleh penembak<br />

berdarah dingin sebagai orang-orang yang tak bersenjata dan tanpa pertolongan, mereka<br />

jatuh terduduk berdoa. Ratusan orang-orang tua dan wanita-wanita yang tak berdaya dan<br />

anak-anak yang tak berdosa mati terkapar di atas tanah tempat mereka berkumpul. Dalam<br />

menjelajahi kaki bukit atau hutan-hutan, dimana mereka biasanya berkumpul, bukan suatu<br />

yang luar biasa menemukan “pada setiap empat langkah menemukan mayat-myt<br />

bergelimpangan di rumput dan mayat-mayat yang bergelantungan dari pohon-pohon.”<br />

Negeri mereka menjadi tandus oleh pedang, kampak, tumpukan kayu bakar, “telah diubah<br />

menjadi satu padang gurun yang seram dan luas.” “Kekejaman ini diberlakukan . . . bukan<br />

pada zaman kegelapan, tetapi zaman kejayaannya Louis XIV. Ilmu pengetahuan<br />

dikembangkan, kesusasteraan bertumbuh subur, pejabat-pejabat istana dan pemuka-pemuka<br />

182

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!