21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

kelaparan, semua karena penindasan mereka yang kejam. . . . Rakyat dipaksa untuk<br />

menanyakan kemauan para tuan tanah dalam setiap tindakan mereka. Kehidupan para petani<br />

adalah kehidupan yang terus menerus bekerja dan penderitaan yang yang tidak ada habishabisnya.<br />

Keluhan mereka, jika mereka berani mengeluh, diperlakukan dengan penghinaan<br />

yang kurang ajar. Pengadilan selalu memenangkan bangsawan bilamana berhadapan dengan<br />

petani.<br />

Hakim sudah biasa menerima sogok. Dan perobahan pikiran yang tiba-tiba dari para<br />

bangsawan mempunyai kekuatan hukum, oleh karena sistem korupsi dan kebejatan yang<br />

sudah merajalela ini. Dari pajak yang ditarik dari rakyat jelata, oleh pegawai penting<br />

pemerintah dan para rohaniawan, tidak sampai separuh yang sampai ke perbendaharaan<br />

kerajaan atau perbendaharaan keuskupan. Yang selebihnya diboroskan dalam pemanjaan<br />

diri yang tidak bermoral. Orang-orang yang memelaratkan temannya sesama rakyat, mereka<br />

sendiri bebas dari pajak, dan berhak atas semua penunjukan negara berdasarkan undangundang.<br />

Golongan-golongan yang mempunyai kedudukan sosial yang baik dan yang<br />

mempunayi kekayaan, berjumlah seratus lima puluh ribu orang, dan untuk memuaskan hati<br />

mereka berjuta-juta orang telah dihukum dengan kehidupan yang tanpa harapan dan yang<br />

merendahkan derajatnya.” — (Lihat Lampiran).<br />

Istana menjadi tempat kemewahan dan percabulan yang tak bermoral. Hanya sedikit rasa<br />

percaya yang terjadi antara rakyat dan penguasa. Semua undang-undang dan peraturan<br />

pemerintah dipandang dengan rasa curiga, sebagai suatu kelicikan dan yang mementingkan<br />

diri sendiri. Selama lebih setengah abad sebelum Revolusi terjadi, takhta telah diduduki oleh<br />

Louis XV, yang, walaupun dalam waktu yang berbahaya seperti itu, ia dikenal sebagai<br />

seorang pemalas, semberono, dan bernafsu jahat. Dengan negara yang diperinth oleh kaum<br />

bangsawan yang bermoral bejat dan kejam serta dengan penduduk golongan yang miskin<br />

dan bodoh, maka keuangan negara sangat merosot, dan rakyat menjadi jengkel dan marah.<br />

Tidak diperlukan mata seorang nabi untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Raja biasa<br />

memberi jawaban kepada para penasihatnya, “Usahakan membuat segala sesuatu berjalan<br />

terus selama saya masih hidup. Setelah saya mati biarlah berjalan menurut kemauannya.”<br />

Sia-sia himbauan untuk mengadakan suatu pembaharuan. Ia melihat kejahatan itu, tetapi<br />

tidak mempunyai keberanian atau kuasa untuk menghadapinya. Malapetaka yang<br />

menantikan Perancis terlalu jelas digambarkan dalam jawaban kemalasan yang<br />

mementingkan diri, “Sesudah aku, banjir besar!”<br />

Dengan bekerja melalui kecemburuan raja-raja dan golongan-golongan yang memerintah,<br />

Roma telah mempengaruhi mereka untuk terus memperbudak rakyat. Mengetahui dengan<br />

jelas bahwa negara dengan demikian akan dilemahkan, dan bermaksud dengan cara ini<br />

mengikat baik pemerintah maupun rakyat ke dalam perbudakannya. Dengan peraturannya<br />

yang memandang jauh kedepan ia melihat bahwa untuk memperbudak orang-orang dengan<br />

efektif harus dibelenggu jiwa mereka. Dan untuk memastikan mereka tidak melarikan diri<br />

dari perbudakan itu ialah dengan tidak memberikan kebebasan sama sekali kepada mereka.<br />

189

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!