21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

datang dan tidak akan bertangguh . . . . Orang benar akan hidup oleh percayanya" (Habakuk<br />

2:1-4).<br />

Sebahagian dari nubuatan Jehezkiel juga menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi<br />

orang-orang percaya: Lalu datanglah firman Tuhan kepadaku, "Hai anak manusia, sindiran<br />

apakah itu yang hidup di antara kamu di tanah Israel yang berbunyi sudah lama berselang<br />

tetapi satu penglihatanpun tak jadi? Oleh sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah<br />

firman Tuhan Allah: Aku akan menghentikan sindirian ini dan orang tidak akan<br />

mengucapkannya lagi ditanah Israel. Sebaliknya katakanlah kepada mereka: Waktunya<br />

sudah dekat dan tiap penglihatan akan jadi. Sebab tidak akan ada lagi penglihatan yang<br />

menipu ataupun tenungan yang menyesatkan di tengah-tengah kaum Israel, sebab Aku<br />

Tuhan, akan berfirman dan apa yang Kufirmankan akan terjadi dan firman itu tidak akan<br />

ditunda-tunda lagi, sebab masa hidupmu, hai kamu pemberontak, Aku akan mengucapkan<br />

suatu firmn dan Aku akan menggenapinya, demikianlah firman Tuhan Allah." (Yehez.<br />

12:21-25,27-28).<br />

Mereka yang sedang menantikan bersukacita, percaya bahwa Ia yang mengetahui akhir<br />

dari permulaan telah memelihara mereka sepanjang zaman dan yang melihat sebelumnya<br />

kekecewaan mereka, telah memberikan kepada mereka keberanian dan pengharapan. Kalau<br />

bukan bagian ayat-ayat Alkitab yang seperti ini, yang mengingatkan mereka agar menunggu<br />

dengan sabar dan berpegang teguh pada firman Allah, iman mereka sudah gagal dalam<br />

cobaan seperti itu.<br />

Perumpamaan sepuluh anak dara dalam Matius 25 juga menggambarkan pengalaman<br />

orang-orang yang percaya kepada kedatangan Tuhan (orang-orang Advent). Dalam Matius<br />

24, dalam jawaban kepada pertanyaan murid-murid-Nya mengenai tanda-tanda kedatangan-<br />

Nya dan akhir dari dunia ini, Kristus telah menunjukkan beberapa peristiwa-peristiwa paling<br />

penting dalam sejarah dunia ini dan sejarah gereja mulai dari kedatangan-Nya yang pertama<br />

sampai kepada kedatangan-Nya yang kedua, seperti kebinasaan Yerusalem, kesusahan besar<br />

yang menimpa gereja dibawah penganiayaan kekafiran dan kepausan, gelapnya matahari<br />

dan bulan, dan jatuhnya bintang-bintang. Setelah itu Ia berbicara mengenai kedatangan-Nya<br />

dalam kerajaan-Nya, dan menghubungkan dengan kedua golongan hamba yang menantikan<br />

kedatangan- Nya. Fatsal dua puluh lima dimulai dengan kata-kata, "Pada waktu itu hal<br />

Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis." Di sini diungkapkan kehidupan gereja pada akhir<br />

zaman, sama seperti yang ditunjukkan pada penghabisan fatsal 24. Dalam perumpamaan ini<br />

pengalaman mereka digambarkan dalam satu peristiwa pernikahan cara Timur.<br />

"Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya<br />

dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima diantaranya bodoh dan lima bijaksana.<br />

Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan<br />

gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.<br />

Tetapi karena mempelai lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu<br />

277

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!