21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

menimpa mereka melihat teman-temannya memasuki kuburan tanpa persediaan, memasuki<br />

penderitaan kekal dan dosa! Banyak yang menjadi gila oleh karena pemikiran yang<br />

mengganggu ini.<br />

Apa kata Alkitab mengenai hal ini? Daud mengatakan bahwa manusia itu tidak sadarkan<br />

diri dalamkematian. "Apabila nyawanya melayang, ia kembali ketanah; pada hari itu<br />

lenyaplah maksud-maksudnya." (Maz. 146:4). Salomo juga memberikan kesaksian yang<br />

sama: "Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang<br />

mati tidak tahu apa-apa." "Baik kasih mereka maupun kebencian dan kecemburuan mereka<br />

sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala<br />

sesuatu yang terjadi di bawah matahari." "Tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan<br />

dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau pergi." (Pengkh. 9:5,6,10).<br />

Pada waktu hidup raja Hiskia diperpanjang lima belas tahun, sebagai jawaban kepada<br />

doanya, raja yang tahu berterimakasih itu memberikan pujian penghormatan kepada rahmat-<br />

Nya yang besar. Dalam nynyian berikut ini ia menyatakan mengapa ia bersukacita: "Sebab<br />

dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu dan maut tidak dapat memujimuji<br />

Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menant-nanti akan kesetiaan-Mu.<br />

Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku<br />

pada hari ini." (Yes. 38:18,19). Teologia populer mengatakan bahwa orang yang sudah mati<br />

berada di Surga, memasuki kebahagiaan, dan memuji Allah dengan lidah yang kekal. Tetapi<br />

Hiskia tidak melihat prospek yang mulia seperti itu di dalam kematian. Pemazmur<br />

menyetujui kesaksian itu dengan kata-katanya, "sebab di dalam maut tidaklah orang ingat<br />

kepada-Mu;" "bukan orang- orang mati memuji Tuhan, dan bukan semua orang yang turun<br />

ke tempat sunyi." (maz. 6:6; 115:17).<br />

Pada hari Pentakosta, Petrus menyatakan bahwa Daud, bapa bangsa itu, "telah mati dan<br />

dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini." "Sebab bukan Daud yang<br />

naik ke Surga." (Kis. 2:29,34). Fakta bahwa Daud tinggal di dalam kubur sampai hari<br />

kebangkitan, membuktikan bahwa orang-orang benar tidak pergi ke Surga pada waktu<br />

meninggal. Hanya melalui kenagkitan, dan oleh jasa fakta bahwa Kristus telah bangkit,<br />

Daud pada akhirnya kelak bisa duduk di sebelah kanan Allah. Dan Rasul Paulus berkata,<br />

"Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan<br />

jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup<br />

di dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati di dalam Kristus." (1 Kor.<br />

15:16-18). Jika selama empat ribu tahun orang- orang benar pergi langsung ke Surga pada<br />

waktu meninggal, mengapa Rasul Paulus mengatakan bahwa jika tidak ada kebangkitan,<br />

"binasa juga orang-orang yang mati di dalam Kristus"? Tidak diperlukan kebangkitan.<br />

Tyndale yang mati syahid, menyinggung mengenai keadaan orang mati, menyatakan,<br />

"Secara terbuka saya mengakui, bahwa saya tidak yakin mereka sudah berada dalam<br />

kemuliaan penuh di mana Kristus berada, atau di tempat malaikat- malaikat pilihan Allah<br />

396

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!