21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

mereka berteriak, “Bagaimanakah Allah tahu hal itu? Adakah pengetahuan pada Yang<br />

Mahatinggi?” (Maz. 73:11).<br />

Dengan keberanian menghujat yang melampaui batas, yang sudah sukar dipercaya, salah<br />

seorang imam orde baru berkata, “Allah, jika Engkau memang ada, tuntutlah pembalasan<br />

atas nama-Mu yang sudah rusak itu. Saya menentang-Mu! Engkau tetap diam. Engkau tak<br />

berani mendatangkan guntur-Mu. Siapakah sesudah ini yang percaya kepada keberadaan-<br />

Mu?” — Lacretelle’s “History,” Vol. XI, p. 309; dalam Allison’s “History of Europe,” Vol.<br />

I, Ch. 10. Bukankah ini merupakan gema suara tuntutan Firman, “Siapakah Tuhan itu yang<br />

harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku<br />

Tuhan itu, dan tidak juga aku membiarkan orang Israel pergi.”<br />

“Orang bebal berkata dalam hatinya, tidak ada Allah” (Maz. 14:1). Dan Tuhan<br />

menyatakan mengenai penyesat-penyesat kebenaran, “kebodohan mereka akan nyata bagi<br />

semua orang” (2 Tim. 3:9). Sesudah Perancis menolak penyembahan kepada Allah yang<br />

hidup, “Yang Mahatinggi dan yang mendiami kekekalan,” tidak berapa lama bangsa itu<br />

terjerumus ke dalam penyembahan berhala yang menurunkan martabat, oleh pemujaan<br />

kepada Dewi Pertibangan, dalam wujud seorang wanita tidak bermoral. Dan ini mereka<br />

lakukan di hadapan mahkamah perwalian bangsa itu, dan dihadapan kekuasaan tertinggi<br />

sipil dan legislatif! Ahli sejarah berkata, “Salah satu upacara pada saat yang sudah gila ini<br />

tidak tertandingi oleh karena perpaduan antara kemustahilan dengan kebejatan. Pintu-pintu<br />

Konvensi terbuka lebar bagi para pemusik, yang didahului oleh prosesi khidmat anggotaanggota<br />

badan pemerintahan kota, sambil menyanyikan lagu-lagu pujian terhadap<br />

kebebasan, dan sambil mengawal sasaran pemujaan mereka di masa yang akan datang, yaitu<br />

wujud seorang wanita yang ditutupi, yang mereka sebut Dewi Pertimbangan. Setelah<br />

dibawa ke atas meja panjang, lalu dibuka penutupnya seluruhnya, dan ditempatkan di<br />

sebelah kanan presiden, yang ternyata ia kenal sebagai penari wanita opera . . . . Dengan<br />

alasan ini, sebagai wakil pertimbangan yang mereka sembah, Konvensi Nasional Perancis<br />

memberikan penghormatan umum kepadanya.<br />

Kemunafikan dan penyamaran yang tidak beriman dan menggelikan ini mempunyai cara<br />

tertentu, dan pelantikan Dewi Pertimbangan ini diperbaharui dan ditiru di seluruh negeri, di<br />

tempat-tempat dimana penduduk ingin menunjukkan bahwa mereka sama dengan tingginya<br />

Revolusi.” — Scott, Vol. I, Ch. 17. Kata seorang ahli pidato yang memperkenalkan<br />

perbaktian kepada Dewi Pertimbangan, “Para pembuat undang-undang! Fanatisisme telah<br />

memberikan jalan kepada pertimbangan. Matanya yang rabun tidak dapat menahan<br />

kecemerlangan terang. Pada hari ini telah berkumpul di tempat ini, di bawah kubah<br />

bangunan bergaya Gothik ini, banyak orang berdesak-desakan, yang untuk pertamakalinya<br />

menggemakan kebenaran kembali. Di sini, orang-orang Perancis telah merayakan<br />

perbaktian yang benar satu-satunya, — yaitu Kebebasan dan Pertimbangan. Di sinilah kita<br />

membentuk satu keinginan untuk kemakmuran kekuatan Republik. Di sini kita telah<br />

185

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!