21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

Yang seribu kali lebih ngeri dari penderitaan fisik yang diakibatkan kebijakan atau pertauran<br />

ini ialah pemerosotan moral. Karena tidak lagi mendapat pengajaran dari Alkitab, selain dari<br />

ajaran kefanatikan dan mementingkan diri sendiri, maka rakyat diselubungi oleh kebodohan<br />

dan ketakhyulan, dan tenggelam dalam sifat-sifat buruk, sehingga sama sekali tidak sesuai<br />

lagi untuk mempunyai pemerintahan sendiri.<br />

Akan tetapi akibat dari semua ini berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Roma.<br />

Sebagai gantinya membuat massa secara buta tunduk kepada dogma-dogmanya,<br />

pekerjaannya telah berhasil membuat mereka menjadi tidak setia dan menjadi revolusionis<br />

atau meberontak. Romanisme mereka pandang dan benci sebagai kelicikan imam-imam.<br />

Mereka memandang para pendeta dan rohaniawan sebagai kelompok penindas mereka.<br />

Satu-satunya yang mereka kenal ialah ilah Roma, ajarannya adalah agama mereka. Mereka<br />

menganggap ketamakannya dan kekejamannya adalah buah-buah sah Alkitab, sedangkan<br />

mereka sendiri tidak kebagian apa-apa. Roma telah memberikan gambaran yang salah<br />

mengeni tabiat Allah, dan memutar-balikkan tuntutan-Nya. Dan sekarang menolak baik<br />

Alkitab maupun Pengarangnya. Roma menghendaki orang percaya kepada dogmadogmanya<br />

dengan membabibuta, seolah-olah itu dibenarkan oleh Alkitab. Sebagai reaksinya,<br />

Voltaire dan rekan-rekannya sama sekali mengesampingkan firman Allah, dan menyebarkan<br />

dimana-mana racun pemberontakan. Roma telah menginjak-injak rakyat, dan sekarang<br />

massa, yang telah dihinakan dan brutal, melepaskan diri dari kelaliman dan menolak semua<br />

kekangan pembatasan. Kemarahan terhadap kecurangan yang licik, yang kepada siapa<br />

selama ini mereka membayar upeti atau penghormatan, mereka menolak kebenaran dan<br />

kepalsuan sekaligus. Dan para budak ini salah mengerti mengenai kebebasan mereka,<br />

sehingga mereka bersukaria di dalam kebebasan mereka yang masih di angan-angan.<br />

Pada permulaan Revolusi, atas izin raja, rakyat diberi perwakilan melebihi para<br />

bangsawan dan para rohaniawan digabungkan. Dengan demikian perimbangan kekuasaan<br />

ada di tangan mereka. Tetapi mereka belum siap untuk menggunakannya dengan bijaksana<br />

dan dengan sikap yang wajar. Ingin mengganti kesalahan-kesalahan yang membuat mereka<br />

menderita, mereka memutuskan untuk menjalankan rekronstruksi (membangun kembali)<br />

masyarakat. Kemarahan rakyat jelata, yang pikirannya dipenuhi oleh kenangan kesalahan<br />

pahit yang lama, memutuskan untuk merevolusi keadaan penderitaan yang telah tidak<br />

tertanggung lagi, dan membalas dendam kepada mereka yang mereka anggap sebagai<br />

penyebab penderitaan mereka. Orang-orang yang tertindas itu melaksanakan apa yang<br />

mereka pelajari dari kelaliman, dan menjadi penindas mereka yang telah menindas mereka.<br />

Perancis yang malang menuai dalam darah tuaian yang ia telah tabur. Sungguh<br />

mengerikn akibat dari pengabdiannya kepada kekuasaan Romawi. Dimana Perancis,<br />

dibawah pengaruh Romanisme, telah mendirikan tiang gantungan pembakaran yang pertama<br />

pada permulaan Pembaharuan, sekarang Revolusi mendirikan gullotinnya (alat<br />

pemenggalnya) yang pertama. Di tempat yang sama, dimana para syuhada iman Protestan<br />

dibakar pada abad ke enam belas, korban pertama di gullotin pada abad ke delapan belas.<br />

190

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!