21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

perbedaan di antara kedua kelompok yang akan dibangkitkan itu. "Semua orang yang di<br />

dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar<br />

dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit<br />

untuk dihukum." (Yoh. 5:28,29).<br />

Mereka yang "dianggap layak" bangkit kepada kehidupan yang kekal, "berbahagia dan<br />

kuduslah ia." "Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka." (Wah. 20:6). Tetapi<br />

mereka yang tidak layak melalui pertobatan dan iman, tidak mendapat pengampunan, harus<br />

menerima hukuman pelanggaran -- "upah dosa". Mereka menderita hukuman yang berbeda<br />

lamanya dan beratnya, "menurut perbuatan mereka," tetapi akan berakhir pada kematian<br />

yang kedua. Oleh karena mustahil bagi Allah, sesuai dengan keadilan dan kemurahan-Nya,<br />

untuk menyelamatkan orang berdosa di dalam dosa- dosanya, maka Ia mencabut<br />

eksistensinya yang telah hilang oleh karena pelanggaran-pelanggarannya, dan untuk mana ia<br />

tidak layak memilikinya. Seorang penulis yang diilhami berkata, "Karena sedikit waktu lagi,<br />

maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak<br />

ada lagi." Dan yang lain menyatakan, "Dan mereka akan menjadi seakan-akan mereka tidak<br />

pernah ada." (Maz. 37:10; Obaja 16). Ditutupi oleh kejahatan dan kekejian, mereka<br />

tenggelam ke dalam kebinasaan kekal tanpa harapan, sehingga tidak diingat orang lagi.<br />

Demikianlah akhirnya dosa, bersama semua kesusahan dan kerusakan yang telah<br />

ditimbulkannya. Pemazmur berkata, "Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah<br />

membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan<br />

selama-lamanya; musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa." (maz.<br />

9:6,7). Yohanes di dalam Wahyu, sambil menantikan negeri yang kekal, mendengar nynyian<br />

pujian semesta yang tidak terganggu oleh satupun nada sumbang. Setiap makhluk di Surga<br />

dan di dunia terdengar memuliakan Allah. (Wah. 5:13). Tidak ada hujatan kepada Allah dari<br />

jiwa-jiwa yang hilang, sementara mereka menggeliat-geliat di dalam siksaan yang tiada<br />

akhir. Tidak ada makhluk-makhluk di dalam neraka yang menggabungkan teriakan-teriakan<br />

mereka dengan nyanyian orang- orang yang diselamatkan.<br />

Doktrin kesadaran dalam kematian terletak atas kesalahan fundamental mengenai<br />

kekekalan alamiah -- suatu doktrin, seperti penyiksaan kekal, bertentangan dengan ajaran<br />

Alkitab, dengan akal sehat dan dengan perasaan kemanusiaan. Menurut kepercayaan<br />

populer, orang yang ditebus di Surga mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia ini,<br />

dan terutama mengenai kehidupan teman-teman yang mereka tinggalkan. Tetapi<br />

bagaimanakah hal ini bisa menjadi sumber kebahagiaan kepada orang mati, mengetahui<br />

pergumulan orang yang hidup, menyaksikan dosa yang dilakukan oleh kekasih-kekasih<br />

mereka, dan melihat mereka menanggung semua kesedihan, kekecewaan dan siksaan hidup?<br />

Berapa banyakkah kebahagiaan Surga yang akan dinikmati oleh mereka yang melayanglayang<br />

di atas teman-temannya di dunia ini? Dan betapa menjijikkan kepercayaan yang<br />

mengatakan bahwa segera setelah nafas meninggalkan badan, maka jiwa orang yang tidak<br />

bertobat itu langsung dimasukkan ke dalam neraka! Betapa dalamnya dukacita yang<br />

395

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!